Cilacap, koransatu.id – Kemiren Sabtu ( 05/11/2022 ) Seekor ikan hiu besar ditemukan para nelayan sekitar jam 06 pagi, dalam posisi terbalut jaring,para nelayan berusaha melepaskan jaring tersebut, namun sayangnya ikan sudah tidak bernapas lagi.
Menurut penuturan Maman nelayan setempat ikan tersebut sudah mati, sebelum terdampar di pantai kemiren, maman berusaha memberitahukan penemuan tersebut ke Grup Mitra Bina Wijaya Cilacap.
Tak berselang lama TNI Angkatan Luat beserta relawan Red Car Cilacap pun meluncur ke lokasi penenuan ikan tersebut, di dampingi Babinsa tegalkamulyan semua relawan berusaha meng evakuasi ikan naas tersebut, namun besarnya ikan dengan bobot lebih dari 2 ton tersebut sulit untuk di pindahkan.
Ketika koransatu. Id mempertanyakan kenapa tidak di potong-potong saja, kebanyakan masyarakat nelayan yang ikut prihatin dengan keadaan ikan tersebut mengatakan ‘jangan’. Dengan penuh penasaran kamipun menelusuri satu persatu keterang warga, apa sebab ikan tersebut tidak boleh di potong, padahal ikan hiu tersebut berjenis tutul yang siripnya pun sangat mahal harganya di lapangan.
Maman penemu ikan terdampar tersebut mengatakan benar kalau ikan tersebut tidak boleh di potong,apalagi di konsumsi.
“ikan itu namanya Naga Lintang, ujar maman,” ikan tersebut merupakan sahabat nelayan ketika berada di lautan lepas,” ujar Maman.
“kami masyarakat nelayan di sini masih sangat menghargai kepercayaan yang sudah ada turun-temurun,” lanjutnya.
Dari beberapa masyarakat nelayan kemiren hampir sependapat dengan keterangan Maman,makanya kenapa ikan naas tersebut tetap tidak boleh di potong, ataupun di konsumsi, karena ada sebuah kepercayaan yang harus mereka taati.
Akhirnya menjelang jam 14 wib, ikan berukuran raksasa tersebut berhasil diangkat serta di kubur secara utuh,kerja keras TNI Angkatan Laut beserta relawan Red Car di bantu alat berat dari dlh kabupaten berhasil memidahkahkan ikan naas tersebut.
Lettu Laut ( PM) M.A Fatah selaku komandan lapangan dalam evakuasi tersebut mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang sudah ikut serta,sehingga evakuasi tersebut berjalan aman dan lancar.
“kami ucapkan terima kasih buat semua pihak yang sudah ikut serta dalam evakuasi ini,”ujar Fatah.
“tindakan masyarakat nelayan sudah tepat, tidak berusaha untuk memotong ikan tersebut, karena hiu jenis tutul itu adalah salah satu yang di lindungi,”jelasnya.
Apapun dan bagaimana pun anggapan para nelayan yang ada di kemiren patut kita acungi jempol, karena tidak berusaha untuk menjadikan ikan tersebut sebagai sebuah kebetulan, karena nilai ekonomis hiu tersebut sangat tinggi dipasaran dunia, berkat sebuah kepercayaan yang mereka anut sebagai nelayan sehingga hiu langka tersebut tidak jadi barang santapan.
Bagaimanapun sebuah kepercayaan atau ke arifan lokal harus kita hargai sebagai salah satu warisan budaya bangsa,salah satunya kepercayaan mereka terhadap ikan Hiu raksasa yang terdampar di lingkungan mereka.
Edi Eriza