SUKABUMI, KORANSATU.ID – Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas) Demokrasi Indonesia Anti Gerakan Anarkisme (Diaga) Kabupaten Sukabumi, Dewex Sapta Anugerah, menilai RSUD Pelabuhanratu tidak siap memberikan pelayanan pasien Covid-19. Diduga itu menjadi salah satu faktor penyebab tidak tertolongnya pasien Covid 19 yang benama Entin beberapa bulan lalu.
Hal itu menuai kritik pedas Ketua Diaga Sukabumi Raya. Menurut Dewex buruknya pelayanan RSUD Pelabuhanratu bukan hal yang pertama kali namun sudah berulangkali.
“Dan mungkin ini Pekerjaan Rumah yang harus segera diselesaikan oleh pihak terkait, yakni Direktur RSUD Palabuhanratu. Karena Ini merupakan tamparan buruk bagi pelayanan kesehatan dalam pemerintahan daerah Kabupaten Sukabumi. Padahal bila melihat bagaimana alokasi anggaran yang begitu besar untuk pelayanan RSUD, ini harusnya terintegrasi dengan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat,” kutipnya.
Dewek juga menyampaikan, jika kedepan masih terdapat persoalan yang seperti ini, maka Kepala Dinas Kesehatan Kab Sukabumi harus memanggil pihak-pihak terkait untuk mengevaluasi kinerja para karyawan RSUD Palabuhanratu.
“Agar kedepannya dapat memberikan pelayanan yang baik dan mampu bekerja secara profesional guna mencegah kasus-kasus seperti ini terjadi lagi,” tegas Dewex.
lanjut Dewex, pengaduan yang dilakukan oleh keluarga pasien RSUD Palabuhanratu ke DPRD menandakan pelayanan RSUD Palabuhanratu belum maksimal.
“Dibawah kepimpinanan dr. Damayanti, saya menilai kurang mampu melakukan pembinaan terhadap para perawatnya,” kata Dewex kepada KORANSATU.ID, Selasa, (24/08/21).
Sementara itu Direktur RSUD Palabuhanratu dr. Hj. Damayanti Pramasari MARS ketika ditemui Selasa 24 Agustus 2021 memberikan alasan perihal kurang maksimalnya pelayanan RSUD yang dia pimpin. Dan diduga sebagai salah satu faktor penyebab pasien rawat inap Almarhum ibu Entin tidak tertolong.
“RSUD Palabuhanratu saat itu sedang dalam kekurangan tenaga perawat. Karena pada waktu itu kondisi rumah sakit memang mengalami peningkatan pasien Covid-19, apalagi setelah adanya perawat yang terpapar,” imbuhnya.
Selain itu, masih Damayanti, pihak RSUD langsung berdiskusi tentang pelayanan terhadap pasien.
“Untuk perawat yang menangani pasien almarhumah ibu Entin sudah kami berikan sanksi. Saya pun mendatangi langsung ke rumah keluarga ibu Entin untuk meminta maaf atas pelayanan yang kurang maksimal,” pungkasnya.
Damayanti juga mengakui bahwa pihaknya sudah melakukan pembenahan, guna meningkatkan pelayanan di RSUD Palabuhanratu.
“Untuk peningkatan pelayanan, saya sudah melakukan pembenahan. Namun memang hasil belum maksimal. Karena saya baru satu tahun lebih menjabat sebagai Direktur RSUD Palabuhanratu,” ujar Damayanti saat ditemui di ruang kerjanya. (ris)