Cilacap,koransatu.id – Akibat Tumpahan Minyak Pertamina (27/06/2022) lalu,sangat berdampak pada nelayan yang ada di Cilacap, pasalnya sampai saat ini mereka belum bisa melaut di karenakan rata-rata kapal mereka masih di selimuti oleh limbah tersebut.
Ironis memang, sudah 15 hari berlalu semenjak kejadian tersebut, sampai saat ini belum ada kompensasi apapun dari Pertamina RU IV Cilacap, sementara para nelayan tersebut sangat berharap ada penggantian, karena hidup mereka hanya mengandalkan hasil tangkapan ikan di laut.
Salah satu nelayan yang sempat koransatu kunjungi di RT 011 RW 005 Tambakreja Senen (11/07/2022) mengatakan dirinya sampai saat ini belum bisa melaut akibat kapal mereka masih di selimuti oleh tumpahan minyak tersebut.
“Bagaimana mau melaut,wong kapale masih di selimuti minyak,”ujar nelayan tersebut.
Saat ditanya apakah semenjak terjadi pencemaran tersebut belum ada menerima kompensasi dari pihak manapun?
“Belum,sampai saat ini belum ada kompensasi apapun,”lanjutnya.
Para nelayan tersebut tidak berharap banyak, hanya saja sangat di sayangkan sampai berita ini di turunkan mereka memang belum menerima kompensasi apapun dari pihak Pertamina.
Berkaitan dengan pengakuan para nelayan tersebut, kamipun turun langsung ke sebuah dermaga tempat bersandarnya kapal-kapal milik nelayan tersebut, ternyata memang kapal-kapal tersebut masih pada tertambat di dermaga.
Hal ini juga sangat di sayangkan oleh para nelayan,tidak cuma nelayan yang terdampak secara langsung,tapi juga oleh nelayan yang berada di Tegalkamulyan,salah satunya Bowo
Bowo sangat menyenangkan terjadinya pencernaan minyak Pertamina tersebut, menurutnya walaupun tidak terdampak secara langsung,tapi kejadian tersebut menimbulkan pencemaran, secara keseluruhan dan berdampak pula pada ekosistem.
“Secara langsung kami disini (tegalkamuyan) tidak merasakan pencemaran tersebut, namun jelas berdampak pada hasil tangkapan akhir -akhir ini,”ujar Bowo.
“Kami berharap pemerintah dalam hal ini Pertamina untuk sesegera mungkin memperhatikan nasib para nelayan,”harapnya.
Kejadian seperti ini bukanlah hal baru di perairan Cilacap, namun sangat di sayangkan kurangnya antisipasi dari pihak Pertamina RU IV Cilacap, apalagi setelah sekian lama belum ada perhatian apapun pada masyarakat nelayan.
(Edi Eriza)