KETAPANG, KORANSATU.ID – Baru-baru ini Ketapang dihebohkan dengan tragedi keracunan makanan masal pada acara hajatan, tepatnya di Desa Sungai Bakau Kecamatan Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat, Rabu (10/5/23) malam.
Para korban yang mengalami keracunan tersebut kemudian dilarikan ke Rumah Sakit, sebagian ke Rumah Sakit Agiesdjam dan sebagian lainnya dilarikan ke Rumah Sakit Fatima Ketapang.
Alexander Wilyo Sekda Ketapang sesaat kegiatan di Kampus Politeknik Negeri Ketapang, Kamis (11/5/23) menyampaikan,
Atas kejadian Musibah Keracunan makanan tersebut, sebagai bentuk empati terhadap para korban Sekda segera merespon dan memastikan, seluruh pasien sudah mendapat penanganan medis dari tenaga kesehatan, baik dari RSUD dr Agoesdjam Ketapang dan Rumah Sakit Fatimah.
Kita doakan agar seluruh pasien kasus ini dapat segera pulih seperti sedia kala.
“Saya mengimbau agar seluruh masyarakat yang ingin menyelenggarakan hajatan agar berhati-hati dalam menyiapkan hidangan.
Semua pihak harus menyadari keselamatan itu penting.
Saya minta Dinas Kesehatan mengkaji kasus keracunan makanan tersebut.
Terkait usulan KLB musibah ini ada aturan dan kriteria-kriterianya, nanti akan dikaji oleh Dinas Kesehatan, saya sudah perintahkan untuk merespon ini, silahkan media atau pihak berkepentingan konfirmasi ke Kadis Kesehatan,” Ujarnya.
Kasi Humas Polres Ketapang AKP Junaidi mengatakan sesuai data terbaru dari Polres Ketapang, total ada 52 warga yang menjadi pasien keracunan makanan. Kebanyakan berasal dari Desa Sungai Bakau, Kecamatan Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang.
“Sebanyak 52 warga sudah menjalani perawatan di dua rumah sakit di Ketapang yaitu di Rumah Sakit Umum Daerah Agoesdjam dan Rumah Sakit Fatima, beberapa diantaranya menjalani rawat jalan dan sudah diperbolehkan pulang.
“Pihak Polres juga telah mengambil sampel bahan makanan yang diduga menjadi pemicu kasus keracunan massal tersebut.
Selanjutnya akan diuji klinis di Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian di Dinas Kesehatan untuk mengetahui apakah ada kandungan bahan berbahaya yang menyebabkan para warga keracunan,” pungkasnya. (Adri).