BANGKA TENGAH, KORANSATU.ID – Ribut persoalan jalan Kerasak yang di lintasi truk angkutan pasir kuarsa .Ketua DPRD Bangka Tengah, Me Hoa meminta semua pihak untuk duduk bersama, ikut membantu menyelesaikan persoalan jalan tanah yang melintasi Dusun Kerasak Desa Lubuk Lingkuk dan Dusun Nadi Desa Perlang Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah, Rabu (16/3/2022).
Hal itu dilakukan untuk mencegah keributan antara sejumlah warga Dusun Kerasak dengan sejumlah sopir truk angkutan pasir kuarsa PT Walie Tampas Citratama.
Keributan ini nyaris pecah, karena sopir truk pasir kuarsa kesal melihat jalan akses mereka masuk ke lokasi tambang diputus oleh warga menggunakan alat berat ekscavator.
Warga beralasan, pemutusan jalan tersebut mereka lakukan karena menolak aktivitas pengangkutan pasir kuarsa melalui jalan yang sudah lama mereka gunakan untuk beraktivitas ke kebun maupun aktivitas kemasyarakatan lainnya.
Mereka beralasan akibat aktivitas angkutan truk-truk pasir kuarsa membuat jalan berdebu, dan menganggu pertumbuhan sawit mereka.
“Kami berharap pihak berwenang untuk melakukan penegakan hukum, karena disana ada lahan masyarakat beserta kebun masyarakat,” ujar Andi, warga Dusun Kerasak.
Menyikapi hal itu, Me Hoa Ketua DPRD Bangka Tengah meminta masyarakat untuk tetap tenang, jangan mengambil langkah yang gegabah, nanti dikhawatirkan merugikan banyak pihak.
“Saya akan mengundang semua pihak terkait termasuk Forkopimda untuk mendiskusikan persoalan ini, agar semuanya bisa selesai dan tidak ada pihak yang dirugikan. Kalo bisa semua kita bisa happy,” ujarnya, Sabtu (19/3/2022
Me Hoa yakin, jika semua pihak bersikap tenang dan berniat baik, maka tidak ada persoalan yang tidak bisa selesai. Me Hoa berharap dalam waktu dekat semua pihak yang terkait, baik itu dinas-dinas terkait di Pemkab Bangka Tengah dan pihak perusahaan bersama warga bisa bertemu dan mencari solusi terkait hal ini.
“Saya juga akan mengundang masyarakat desa agar tahu duduk persoalannya. Dan saya juga minta Pak Kapolres dan Pak Danramil serta pihak terkait untuk mencarikan solusi. Tujuannya agar pihak perusahaan tetap bisa beraktivitas dengan lancar, dan masyarakatpun bisa beraktivitas dengan baik, karena bagaimanapun kehadiran perusahaan tentu untuk mendukung pembangunan di Bangka Tengah,” tukas Me Hoa.
Niat untuk mencari solusi juga disampaikan Iwan, penanggungjawab perusahaan tambang kuarsa PT Walie Tampas Citratama (WTC).
Diakui Iwan, kehadiran PT WTC ini untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan di Kabupaten Bangka Tengah maupun Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sebagai sebuah perusahaan, kata Iwan, pihaknya selalu mengikuti semua aturan yang berlaku, termasuk mengeluarkan dana Corporate Social Responsibility (CRS) kepada masyarakat Desa Perlang dan sekitar dan juga ke Pemdes Perlang.
“Setiap tahun kita bisa memberikan CSR ke Desa Perlang sebesar Rp 600 juta. Kita juga membantu masyarakat yang membutuhkan, termasuk pada masa pandemi covid 2020-2021 lalu. Kita juga membantu pembangunan rumah ibadah. Kita ingin kehadiran kita bermanfaat untuk masyarakat di sekitar operasi tambang kita ini Pak,” jelas Iwan.
Selain CRS kepada desa dan masyarakat, pihaknya juga berkontribusi dalam pemenuhan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 10 Miliar per tahun.
“Hanya saja tahun 2021 tadi kita merosot pak, karena memang produksi juga merosot tajam akibat deposit yang menipis. Tetapi tahun-tahun sebelumnya kita bisa memuhi untuk PAD sekitar Rp 10 M per tahun,” ujar Iwan.
Soal jalan yang ditolak warga digunakan sebagai sarana angkutan truk pasir kuarsa PT WTC, dijelaskan Iwan, jalan tersebut sebenarnya sudah ada sejak PT Koba Tin kepemilikan Australia beroperasi di wilayah tersebut.
Sehingga jalan tersebut, merupakan jalan yang dibuat oleh PT Koba Tin untuk akses menuju tambang mereka. Hanya saja, hingga kini jalan tersebut masih berlapiskan tanah biasa, belum ditembok dengan lapisan tanah puru.
“Kalo mau jujur, sejak kita beroperasi tahun 2000 lalu, sebenarnya sudah ada perjanjian kerjasama dengan PT Koba Tin. Pihak Koba Tin mempersilahkan PT WTC menggunakan sarana prasarana yang mereka buat,” tukasnya.
Bahkan, kata Iwan, jika nanti urusan persoalan jalan ini selesai, pihaknya siap memperbaki jalan yang rusak dengan melakukan pengerasan dengan tanah puru, bila perlu melebarkan jalan yang ada sekarang untuk kemaslahatan masyarakat sekitar dan juga kelancaran angkutan perusahaan.
Namun demikian, Iwan berharap, dalam waktu dekat ini ada solusi yang bisa dihasilkan oleh semu pihak terkait persoalan jalan tersebut. Sehingga mereka bisa beraktivitas dengan tenang, para karyawan bisa berkerja dengan lancar, dan PT WCT juga bisa menghasilkan produk yang nantinya bisa berdampak kepada dana CSR, dan PAD untuk Bangka Tengah.
“Intinya kami siap Pak berdialog mencari solusi terkait hal ini. Kita sebagai investor tentu ingin bekerja secara baik, ikut aturan dan bisa bermanfaat terhadap masyarakat sekitar,” tegasnya.(KS).