INDRAMAYU, KORANSATU.ID – Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian (BPSDMP) Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bandung bersams Kemkominfo RI dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Indramayu menggelar Focus Group Discussion (FGD) mengenai Smart City di Kabupaten Indramayu di Hotel Grand Trisula Indramayu, Kamis (5/11/2020).
Kepala BPSDMP Kominfo Bandung, Betty Djuliati menjelaskan, BPSDMP Kominfo Bandung Kemkominfo RI memiliki program mengupas partisipasi melalui kegiatan penelitian. Salah satunya di Kabupaten Indramayu terkait dengan tingkat pengetahuan Aparatur Sipil Negara (ASN) terhadap penerapan Smart City.
“Kami ingin menjaring masukan-masukan dari pemerintah daerah, setelah melakukan pengumpulan data melalui online. Jadi intinya FGD ini tujuannya untuk penyempurnaan dari laporan hasil penelitian yang sifatnya sementara,” jelasnya.
Dari hasil pengumpulan data secara online, pihaknya menyimpulkan untuk pengatahuan, tingkat pengetahuan smart city pada ASN di Kabupaten Indramayu berada di kategori sedang sebesar 80, 49 persen, meliputi dimensi smart government memiliki tingkat pengetahuan tinggi paling besar dibanding dimensi smart city lainnya (8,92%).
Sedangkan dimensi smart government memiliki tingkat pengetahuan sedang paling besar dibanding dimensi smart city lainnya (88,45%) dan Dimensi smart economy tingkat pengetahuan rendah paling besar dibanding dimensi smart city lainnya (21,00%).
Sementara untuk Penggunaan tingkat penggunaan smart city pada ASN di Kabupaten Indramayu, para ASN telah menggunakan sebesar 53,32% meliputi Dimensi smart government memiliki tingkat pengguanaan tertinggi dibanding dimensi smart city lainnya (78,74%) dan Dimensi smart economy memiliki tingkat penggunaan paling rendah dibanding dimensi smart city lainnya (40, 68%).
Terakhir, kata dia, tingkat manfaat smart city pada ASN di Kabupaten Indramayu menyatakan, smart city dalam kategori bermanfaat 56,04%, dimana sebagian besar ASN di Kabupaten Indramayu menyatakan bahwa semua dimensi-dimensi smart city berada dalam kategori manfaat.
“ Saya sampaikan untuk FGD ini, pengetahuan ASN terhadap smart city berada dalam posisi sedang, sehingga hasil FGD ini perlu ada perbaikan-perbaikan di antaranya sosialisasi, monitoring dan evaluasi. Tadi juga sudah dibahas bahwa sudah ada komitmen dari kepala daerah terkait dengan terwujudnya smart city,” tambahnya.
Betty berharap, hasil FGD memberikan rekomendasi-rekomendasi yang dapat diimplementasikan di Kabupaten Indramayu. Sehingga nantinya, tingkat pengetahuan ASN terkait smart city di Kabupaten Indramayu meningkat.
Sementara Kepala Diskominfo Kabupaten Indramayu, Aan Hendrajana mengatakan, kondisi smart city di Kabupaten Indramayu telah mengubah proses pelayanan publik yang dilakukan ASN untuk masyarakat, melalui penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang juga merupakan indikator terwujudnya Indramayu smart city.
” Beberapa SKPD telah menerapkan SPBE untuk menunjang pelayanan publik kepada masyarakat, semisalnya proses pelayanan perizinan dan penanaman modal oleh DPMPTSP Indramayu dengan dilakukan secara online, melalui kanal website www.simpan-ayu.indramayukab.go.id yang memiliki sistem kerja otomatis, sehingga sangat mempermudah para investor ketika ingin berinvestasi di Indramayu,” katanya.
Diskominfo Indramayu sendiri, tegas Aan, memiliki komitmen besar untuk terwujudnya kepuasan konsep smart city, yakni melalui Aplikasi Indramayu All In One yang sangat manfaat dan memenuhi kebutuhan publik meliputi, informasi kuliner, pariwisata, data informasi, transparansi dan pengaduan publik.
“Kami Diskominfo Indramayu memiliki aplikasi Indramayu All In One yang bertujuan memenuhi kebutuhan publik termasuk akses pengaduan. Misalnya, masyarakat mengeluhkan sampah yang menumpuk,” pungkasnya. (Resman).