INHU, KORANSATU.ID – Pondok Pesantren (Ponpes) Khoirul Ummah yang terletak di Desa Batu Gajah, Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu (INHU), diduga melakukan pungutan dari santri dan santriwan hingga puluhan juta rupiah. Hal itu dikatakan salah satu wali santri, yang enggan disebut namanya.
Sumber mengatakan, Ponpes Khoirul Ummah sudah berdiri sejak tahun 1995, pada awal berdiri pesantren tersebut tanpa mengutip uang pendaftaran. Siswa hanya mengeluarkan uang untuk kegiatan Ekstrakurikuler sebesar Rp600 ribu per tahunnya.
Namun seiringnya dengan waktu, kini uang pendaftaran ke sekolah sudah mencapai dikisaran Rp10 juta bagi setiap calon santri.
“Saya sangat menyayangkan terkait adanya pungutan yang dilakukan oleh pihak yayasan terhadap siswa siswinya,” tegasnya.
Menurut narasumber, pendaftaran di Ponpes Khoirul Ummah terlalu mahal, seharusnya Ponpes tidak perlu mengutip biaya pendaftaran yang mencapai puluhan juta rupiah.
“Karena yayasan kabarnya mendapatkan fasilitas tanah dari Pemda yang sangat luas. Sekarang ini oleh mereka ditanami kelapa sawit,” ucap sumber pada KORANSATU.ID.
Di tempat terpisah, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Khoirul Ummah, Darlis Usman, saat ditemui di ruang kerjanya menjelaskan pada KORANSATU.ID, membenarkan adanya kutipan yang dilakukan pihaknya.
“Kutipan itu untuk kesejahteraan para guru pembimbing. Memang benar ada uang Ektrakurikuler dan uang makan Rp1000.000 perbulan, termasuk uang sekolah yang wajib dibayarkan oleh santri,” jelasnya.
Ketika disinggung terkait fasilitas tanah milik Pemda, Darlis mengatakan, Pemda telah menghibahkan tanah untuk yayasan.
“Memang benar ada tanah dari pemda yang dihibahkan untuk yayasan kami,” tandasnya.
Bahkan tanah tersebut, kata Darlis, sudah tanami kelapa sawit, itupun luasnya kurang lebih dari empat hektare.
“Kalau yang luas itu memang ada di Kecamatan Batang Peranap, itupun baru wacana. Belum ada pengerjaannya,” terangnya. (ST)