TANAH DATAR, KORANSATU.ID – Sektor pertanian mempunyai peranan penting terhadap perekonomian, karena selama tahun 2020 memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto/PDRB sebesar 28,91%. Hal ini disampaikan Bupati Tanah Datar diwakili Plh. Sekretaris Daerah (Sekda) Edi Susanto pada pembukaan Workshop Kopi di Islamic Center Pagaruyung, Selasa (30/11/2021).
“Tanah Datar memiliki potensi perekonomian yang didominasi sektor pertanian, penduduk bekerjapun banyak di sektor ini,” kata Edi.
Berangkat dari itu, tambah Edi, Sektor pertanian menjadi salah satu sektor prioritas pembangunan sebagaimana tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.
” Bentuk keseriusan pemerintah dituangkan dalam misi kedua, berbunyi meningkatkan ekonomi masyarakat Tanah Datar dan perluasan lapangan kerja yang berbasis pertanian, industri dan UMKM,” katanya.
Ia menambahkan, salah satu komoditi yang menjadi perhatian utama Pemerintah Daerah adalah perkebunan kopi. “Komoditi unggulan Tanah Datar disamping karet dan kakao adalah kopi yang sudah sejak lama dibudidayakan masyarakat,” katanya.
Namun, ujar Edi lagi, meskipun saat ini luas pertanian kopi seluas 1.626,75 Ha dengan hasil produksi mencapai 1.332,4 ton/tahun, masih belum mencukupi kebutuhan kopi di Tanah Datar.
“Kekurangan bahan baku kopi untuk industri kopi bubuk dan kafe kopi, saat ini didatangkan dari Bengkulu dan Lampung. Dan pemerintah daerah juga telah membantu bibit kepada petani kopi, melakukan bimbingan teknis serta bantuan alat pasca panen,” ungkap Edi.
Terakhir, Edi mengatakan, mengatasi permasalahan pasca panen, pengolahan dan pemasaran, Pemerintah melaksanakan workshop seperti hari ini. “Workshop yang dilaksanakan hari ini agar petani kopi bisa melakukan pengolahan kopi pasca panen sesuai standar sehingga menghasilkan lebih berkualitas dan harga lebih baik,” tukasnya.
Sementara itu panitia pelaksana Sri Mulyani dalam laporannya menyampaikan, workshop dilatarbelakangi karena melihat kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang sangat diminati masyarakat petani. “Saat ini petani kopi Tanah Datar sudah ada yang bergerak dari hulu ke hilir dan sudah memiliki brand yang baik dari jenis kopi Robusta dan Arabika,” ungkapnya.
Namun, kata Sri, permasalahan pengembangan usaha kopi masih terletak pada pemasaran dengan harga jual yang layak. “Melalui workshop yang hadirkan narasumber, pelaku usaha dan petani kopi diharapkan terjalin komunikasi bahkan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan,” tukasnya.
Adapun workshop yang diikuti 50 peserta menghadirkan narasumber berkompeten dari Padang dengan 6 materi, yakni penanganan pasca panen kopi, grading dan sortasi kopi, cupping seasion (uji cita rasa berdasarkan, cup of excellence (menentukan kopi terbaik dari rasa), Exspresso (ekstrak kopi) dan latte art (penampilan seni membuat kopi). ( Adi )