Sukabumi, koransatu.id – MDA (11) bocah asal Sukabumi meninggal dunia setelah hampir sepekan mendapatkan vaksin COVID-19 jenis Sinovac.
Pemerintah Kabupaten Sukabumi memberikan penjelasan terkait meninggalnya anak tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman mengatakan, dilihat secara kronologis anak yang bersangkutan mendapatkan vaksin pada Sabtu (15/1/2022) siang. Kemudian demam ringan pada sore harinya.
“Hari Senin (17/1) yang bersangkutan masih tetap sekolah. Tetapi dari sekolah oleh gurunya diantar pulang karena posisi anak sudah panas badannya. Oleh karena itu hari Selasa (18/1/22) anak tersebut di bawa ke RS. Di RS itulah ya mungkin saya baru ada kabar juga yang bersangkutan meninggal dunia,” kata Ade di Pendopo Kabupaten Sukabumi, Jumat (21/1/2022).
“Sebetulnya, lanjut ade penyelidikan dari Dinkes ini masih bukan dari Dinkes sendiri. Karena ada timnya, tim ini ada tim daerah bersamaan dengan provinsi dan tim dari nasional. Sampai saat ini masih belum keluar ya, kita nanti evaluasi saja secara keseluruhan hasilnya bagaimana,” paparnya
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Rika Mutiara menambahkan, kondisi siswa tersebut sempat membaik pada Kamis (20/1) kemarin. Akan tetapi, kembali menurun dengan tingkat trombosit rendah.
“Pada saat dijenguk bapak Kabid, itu anaknya sudah bisa berkomunikasi, ditanya nama sudah ingetlah jadi sudah ada perbaikan, waktu itu hari Kamis. Data yang ada di rumah sakit iya ada penurunan trombosit,” kata Rika.
Dia juga menegaskan, sebelum meninggal tidak ada tindakan medis seperti operasi dan lain-lain. “Jadi pada saat sebelum meninggal tidak dilakukan apa-apa. Maksudnya waktu itu tidak ada operasi sebelum meninggal karena memang sebelumnya sudah terlihat perbaikan,” sambungnya.
Menindaklanjuti terkait penyelidikan KIPI, pihaknya dijadwalkan akan melakukan diskusi dengan tim KIPI Komda dan Nasional pada malam ini. Adapun yang akan dibahas dari mulai perjalanan vaksin dan keterangan berbagai pihak.
“Nanti malam kita zoom Komda Dinkes ya, Komda dan Komnas. Itu berarti audit ya, untuk berdiskusi semua dari sumber dokter dan perjalanan vaksin semua kita diskusikan.”paparnya kembali
Sementara itu Kelompok Kerja (Pokja) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kabupaten Sukabumi membenarkan kejadian meninggalnya M Davin (11). Saat ini Pokja KIPI akan membahas soal itu dengan Komda dan Komnas KIPI.
“Baru malam ini insyaAllah akan dibahas dg komda dan komnas KIPI,” kata Ketua Pokja KIPI Kabupaten Sukabumi Eni Rahmawati kepada koransatu.id
Mengenai kasus tersebut, Eni menyebut sudah menelusuri riwayat mulai dari anak tersebut mendapat vaksin kemudian sempat dirawat di RS Betha Medika, Cisaat Sukabumi.
“Lebih lanjut Eni menjelaskan M Davin menderita sakit beberapa hari setelah divaksin Sinovac dan kemudian mendapat perawatan dan meninggal di RS Betha Medika Sukabumi, sampai saat ini belum bisa ditentukan apakah kematiannya berhubungan dengan vaksin Siinovac atau tidak,” tegasnya
“Kepastian ada tidaknya hubungan antara penyakit yang di derita oleh almarhum dg vaksin sinovac memerlukan investigasi oleh para ahli , yang akan di koordinir pelaksanaannya oleh Komda dan Komnas KIPI peaksanaan investigasi kasus ini Insya Allah akan dilakukan malam ini,” pungkasnya.
(Aris)