SEMARANG, KORANSATU.ID-Tim Nasional Pengajuan Penetapan Hari Kebaya Nasional kembali menggelar kegiatan Parade Kebaya Nusantara di Kota Semarang, Jawa Tengah dengan mengambil lokasi di pelataran Balai Kota Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu Sore (02/07/2022).
Pagelaran Parade Kebaya Nusantara merupakan bentuk dukungan pemerintah setempat dalam pengajuan Hari Kebaya Nasional.
Kebaya Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional dan puncaknya akan diajukan bahwa kebaya merupakan salah satu warisan budaya Indonesia ke UNESCO.
Menurut Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, SE, MM kegiatan Parade Kebaya Nusantara yang mengambil tema Kelana Berbusana Berbudaya, dihadiri dan didukung oleh berbagai komunitas pegiat budaya, pekerja seni, perwakilan pelajar, organisasi perempuan dan berbagai tokoh masyarakat yang juga turut menandatangani surat dukungan pengajuan Hari Kebaya Nasional, Kebaya Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional dan Kebaya Sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO.
Kegiatan Parade Kebaya Nusantara mendapat dukungan penuh dari pemerintah kota Semarang, karena memiliki dampak positif bagi pekerja industri rumahan dan pemberdayaan usaha UMKM di wilayah Semarang dan sekitarnya.
Parade Kebaya Nusantara yang sekaligus bertujuan untuk mensosialisasikan penggunaan kebaya sebagai warisan budaya Indonesia. Untuk selanjutnya kegiatan serupa juga akan digelar di berbagai daerah dan akan disesuaikan dengan kearifan lokal serta kebiasaan berkebaya masyarakat setempat.
Penetapan Hari Kebaya Nasional akan diajukan oleh Tim Nasional kepada pemerintah sebagai upaya pelestarian kebaya.
Untuk itu berbagai langkah dan persiapan terus dilakukan secara simultan, salah satunya dengan mengajak sebanyak mungkin komunitas untuk ikut bergabung, juga melakukan sosialisasi dan penjelasan kepada masyarakat khususnya generasi muda.
Memperkenalkan kepada mereka tentang kebaya sebagai busana nenek moyang yang sangat fashionable dan
tidak lekang oleh waktu dan patut untuk dilestarikan.
Tim Nasional saat ini terdiri dari perwakilan komunitas, tokoh nasional, budayawan, akademisi dan wakil masyarakat dari berbagai kalangan dan profesi.
Tuti Nusandari Roosdiono selaku Ketua Dewan Pembina Tim Nasional mengatakan bahwa kebaya adalah warisan budaya. Sebagai pewaris, sudah selayaknya kita khususnya perempuan Indonesia wajib bekerja sama, turut serta untuk mempertahankan dan melestarikan kebaya bukan hanya sebagai busana nasional tapi juga busana sehari-hari yang fleksibel dan tetap stylist.
Sementara itu, Ketua Tim Nasional Lana T. Koentjoro juga menjelaskan, visi dan misi Tim Nasional disini adalah memberdayakan perempuan dalam meningkatkan jati diri budaya bangsa melalui kebaya. Diharapkan dengan cara ini sosialisasi setahap demi setahap bisa terus dilakukan secara simultan ke seluruh daerah dan dapat memperkenalkan kebaya sebagai salah satu aset heritage Indonesia kepada dunia. (Dewi S)