JAMBI, KORANSATU.ID – Pjs. Gubernur Jambi Restuardy Daud, mengharapkan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi semakin sedikit dengan adanya tim pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan saat acara Focus Group Discussion (FGD) Mencari Solusi Permanen Penanganan Karhutla di Wilayah Provinsi Jambi di Balai Prajurit Korem 042/Gapu Jambi, Rabu (21/10/20).
Gubernur Restuardy mengatakan, diperkirakan 4,9% luas hutan gambut di Indonesia berada di Provinsi Jambi sekitar 617.562 hektare dan sebagian besar di antaranya memiliki potensi atau rawan terhadap kebakaran antara lain karena aktivitas manusia dan lahan gambut yang terganggu sehingga mudah terbakar.
” Hutan gambut yang terbesar membentang dari Tanjung Jabung Timur-Tanjung Jabung Barat dan Muara Jambi menjadi perhatian bagi kita semua,” ungkapnya.
Menurut Restuardy, tahun 2015 bencana yang menyebabkan terbakarnya 19.528 hektare lahan menjadikan kabut asap yang menutupi wilayah Jambi dan wilayah sekitarnya bahkan juga disebutkan melintas batas negara Singapura dan Malaysia dan pada tahun 2019 terjadi kembali kebakaran yang cukup besar 11.736 hektare.
” Ini yang perlu kita cermati kedepan terkait dengan indikasi proses alam sehingga ini tidak menjadi semacam siklus lima tahunan yang berkelanjutan dan tahun 2020 pemerintah daerah telah menetapkan status Siaga Darurat Bencana Karhutla tertanggal 29 Juni-26 Sep diperpanjang hingga 31 Oktober ini untuk mengantisipasi munculnya hotspot di beberapa daerah yang curah hujannya belum merata serta langkah antisipasi lainnya,” katanya.
Berdasarkan data BPBD Provinsi Jambi mulai tanggal 1 Januari-17 Oktober 2020 tercatat luas karhutla terjadi di 558,43 hektare jika dibanding data tahun 2019 menurun cukup signifikan. ” Data kebakaran menurun cukup signifika tapi menuntut kewaspadaan kita semua,” papar Ardy Daud. (Rizal)