JEPARA, KORANSATU.ID – Camat Mayong Umrotun didampingi mantri wilayah mayong Jazeri meninjau tanggul sungai jebol di Desa Sengon Bugel. Karena curah hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari yang melanda Kabupaten Jepara merendam 4 desa dan persawahan, Sabtu (16/3/24)
Curah hujan tinggi menyebabkan tanggul sungai jebol dan banjir melanda Desa Sengon. Tak hanya itu, desa. dibawahnya juga terkena imbas, seperti Desa Kuanyar, Desa Plang dan Desa Paren. Untuk Desa Paren. Banjir bukan hanya merendam persawahan dan tanaman padi berumur 2 bulan, namun air juga menggenangi balai desa hingga selutut orang dewasa.
Camat Mayong, Umrotun sangat prihatin dan mencari solusi bersama mantri wilayah Mayong agar tanggul sungai dapat diatasi dan normalisasi sungai dapat dilakukan.
” Kami sangat prihatin tentunya, dan berupaya berkoordinasi dengan Pemkab Jepara agar dapat solusi terutama dengan BPWS agar dapat melakukan normalisasi sungai, mulai dari Sengon Bugel hingga ke Desa Paren,” katanya.usai memonitoring ke desa – desa.
Menurut informasi masyarakat, tanggul sungai jebol karena sudah lama terkikis, resapan sudah semakin berkurang. Akibatnya, ketika curah hujan tinggi air akan naik dan mengalir ke desa dibawahnya.
Sementara Jazeri mantri wilayah Mayong terkait jebolnya tanggul sungai di Sengon Bugel akan mengusulkan normalisasi sungai tersebut.
” Jika sungai Sengon dinormalisasi sangat mengurangi debit air dari persawahan masuk ke sungai Sengon, harus secepatnya di normalisasi. Jadi semua hambatan yang ada harus di normalisasi, karena sungai nya sudah dangkal,” ucapnya.
Ditempat berbeda, Marjono Petinggi Desa Paren Kecamatan Mayong banjir yang selalu terjadi sangat memprihatinkan terutama masyarakat warga desa.
” Seharusnya tanaman padi sudah persiapan panen, memasuki usia 2 bulan, malah tergenang banjir,” keluhnya.
Diakui Marjono, dirinya sangat mengkhawatirkan gagal panen yang terjadi kepada masyarakat petani, memohon kepada Pemerintahan Kabupaten Jepara, dan Pemerintah Provinsi Jateng, dapat membantu warga desa paren dan desa sekitar.
” Paling tidak dibantu dengan benih padi atau bantuan logistik,” harapnya.
(@once)