BEKASI, KORANSATU.ID – Jurnalis yang biasa mangkal di Kota Bekasi ngopi bareng di InGard Caffee adakan diskusi serius, santai dan berwawasan pada Hari Pers Nasional (HPN) menyangkut bagaimana peran insan pers dalam pembangunan kota bekasi ke depan di Jalan Citra Indah 2, Jatiluhur, Jatiasih, Kota Bekasi, Kamis (09/02/23).
Dalam diskusi ini, Romo Kosasih jurnalis senior era orde baru Kota Bekasi menuturkan, kekompakan sesama jurnalis sangat diperlukan. Karena kita di lapangan bertemu dengan teman-teman pejabat dan stakeholder yang lain untuk bersinergi dalam pembangunan Kota Bekasi.
Lebih lanjut pria yang selalu bergaya nyentrik dengan rambut panjang mengungkapkan, sebagai pilar ke empat dalam berdemokrasi, kita harus tetap kritis dalam pemberitaan tanpa melanggar UU 40 tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
Apalagi jurnalis sekarang ini seperti dimarjinalkan, bahkan kekerasan terhadap jurnalis sering kali terjadi. Bahkan dirinya sendiri sempat mengalami kekerasan sampai berdarah di wajah saat menegur pekerja yang tidak pakai masker saat melakukan pekerjaan proyek di kota bekasi oleh Oknum TNI.
“Padahal pada saat itu Wabah Covid-19 sangat tinggi dan Presiden Joko Widodo memerintakan penggunaan masker pada saat di luar rumah,” ujarnya.
Iwan Kurniawan jurnalis dengan ciri kumis tebal yang biasa liputan di Gedung ‘kura-kura’ Senayan dan bergeser ke kota bekasi berharap, semua jurnalis di kota bekasi bila dapat rilis dari humas jangan di telan bulat-bulat sebab bagaimana pun kita harus tetap kritis untuk kemajuan dan pembangunan Kota Bekasi.
Di tempat yang sama Abi Vladamar ‘ Al-Sofwa mengatakan, saat ini media sosial (medsos) sudah sangat di sukai masyarakat. Dia berharap teman-teman yang punya posisi redaktur untuk membuat judul mau pun isi berita menjadi mempunyai nilai jual dan di sukai pembaca. Sehingga membuat pembaca selalu klik google untuk membuka judul berita itu, sehingga mempunya rating tinggi nantinya dan dapat bersaing dengan medsos. (HS)