TAPSEL, KORANSATU.ID– Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), Dolly Putra P Pasaribu, mengapresiasi para petani kopi jenis Arabika yang berada di Desa Paranjulu, Kecamatan Sipirok. Menurut Dolly, sebagai komoditi utama di daerah itu, kopi dapat menarik perhatian wisatawan baik dari dalam maupun luar daerah, sehingga nanti diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Mohon untuk Bapak/Ibu semua, ketika orang (wisatawan) datang, sambutlah dengan sikap yang ramah dan senyuman,” ujar Dolly saat acara Pengembangan Desa Agrowisata Kopi Arabika di Desa Paranjulu, Kecamatan Sipirok, Rabu (7/4/2021).
Dolly juga berpesan agar masyarakat setempat terbuka, selalu menunjukkan sikap bersahabat dan ramah saat menyambut para tamu yang ingin belajar tentang kopi. Kemudian, Dolly mengimbau agar masyarakat selalu memperhatikan kebersihan di Desa Paranjulu.
“Ketika orang (wisatawan_red) sudah banyak yang datang, maka orang akan bercerita bagaimana kondisi di Desa Paranjulu,” ujarnya.
Apabila wisatawan melihat Desa Paranjulu kotor serta semrawut, masyarakat tidak ramah tentu akan membawa citra yang tidak baik bagi masyarakat setempat. Untuk itu, Bupati berpesan agar sering gotong royong dan munculkan inovasi- inovasi baru guna meningkatkan agrowisata kopi di Desa Paranjulu yang akan dikenal tidak hanya di Kabupaten Tapsel, namun hingga mendunia.
Bupati berjanji akan terus mengupayakan hasil yang terbaik untuk peningkatan komoditi kopi Arabika yang ada di Tapsel, termasuk di Desa Paranjulu. Bupati ingatkan Kepala Desa Paranjulu agar memperhatikan komposisi penggunaan dana desa, dengan persetujuan bersama masyarakat, untuk memperhatikan aktivitas masyarakat dalam pengembangan desa tersebut.
Sebelumnya Ketua Forum Pemuda Peduli Sipirok Narobi (FPPSN) Indra Muda Siregar mengatakan, akan menanam bibit kopi Arabika di lahan milik masyarakat seluas kurang lebih 20 Ha, yang akan memuat minimal 20.000 batang kopi Arabika.
” Semua kopi dan lahan nerupakan hasil kerja masyarakat Desa Paranjulu selama beberapa bulan terakhir yang dikelola dengan sistem kelompok tani. Kelak hasilnya akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani,” terangnya.
Indra juga menerangkan, agrowisata kopi di Desa Paranjulu merupakan pilot project dari Forum Pemuda Peduli Sipirok Narobi (FPPSN), dan FPPSN ini merupakan sebuah lembaga nirlaba di sejumlah organisasi masyarakat, organisasi mahasiswa, organisasi profesi, dan asosiasi pengusaha yang ada di wilayah Sipirok-Narobi.
“Pada mulanya, FPPSN bercita-cita untuk mengembangkan sebuah sentral produksi kopi, dimana masyarakat sebagai subjek sekaligus objek dari pengembangan tersebut. Kemudian rencana itu berkembang dengan munculnya konsep mengintegrasikan kopi dengan pariwisata, sehingga menghasilkan apa yang kami sebut agrowisata kopi.”
Oleh karena itu, kami berharap, agar pemerintah daerah dapat memberikan kemudahan kepada Desa Paranjulu untuk mengelola dan memanfaatkan dana desa yang diterima guna meningkatkan pengembangan Desa Paranjulu sebagai Desa Wisata di Kabupaten Tapsel. ” Kami harap Pemda dapat memberikan kemudahan menggunakan dana desa untuk membangun agrowisata kopi di paranjulu,” pintanya. ( Muhammad Sir)