JAKARTA, KORANSATU.ID – SMPN 229 menggelar kegiatan sekolah ramah anak dihalaman sekolah, jalan. Raya Kebon Jeruk nomor. 39, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, belum lama ini.
Kepala SMPN 229 Jakarta, Gunawan Ahmad mengatakan Jadi di dunia pendidikan itu ada 3 dosa besar yang boleh disebut oleh Kementrian Pendidikan. Antara lain adalah bullying, intoleransi, dan pelecehan seksual. Nah ini semua harus kita eliminate di dunia pendidikan. makanya merespon ketiga dosa besar itu, SMP Negeri 229 jakarta mendeklarasikan apa yang disebut sekolah ramah anak.
Hal tersebut dikatakan saat menggelar sekolah ramah anak di SMPN 229 Halaman Sekolah, Jl. Raya Kebon Jeruk No. 39, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, berapa waktu lalu.
Oleh karena itu, kata Kepsek Gunawan Ahmad, pihaknya mengupayakan untuk mengeliminate 3 dosa besar tersebut. Karena yang namanya bullying ini tidak hanya dilakukan oleh anak dengan anak, peserta didik dengan peserta didik, antara senior dengan junior, kepada ibu bapak guru secara langsung atau tidak langsung juga bisa terjadi. Memarahi anak atau pun mendeskridikan anak, ini yang akan kita coba hilangkan di SMP Negeri 229 ini yang pertama itu bullying.
Kedua intoleransi, yang sekarang ini sedang menjadi nasional ya. masalah nasional yang kita tidak mau ini terjadi di SMP Negeri 229 ini. Kita ingin semua anak dengan latar belakang agama apapun, dengan senang hati belajar di SMP Negeri 229 tanpa ada intimidasi.
Ketiga masalah pelecehan seksual, ini yang kita khawatirkan bersama terjadi misalnya di beberapa sekolah, untuk mengeliminate itu semua, makanya kita deklarasikan sekolah ramah anak. Dengan kita deklarasikan sekolah ramah anak ini, baik bapak ibu guru maupun para peserta didik ini mereka semua menyadari. Hal ini tidak mungkin langsung semuanya sadar, tetap akan kita pantau ya, jadi ada indikatornya. ucap Ahmad Gunawan.
Ditempat yang sama, Saul Tanjung ketua panitia sekolah ramah anak, berharap dengan deklarasi sekolah ramah anak ini, ini menjadi salah satu dasar untuk kita disini, bahwa ketika kita melayani siapapun termasuk anak-anak kita harus menomor satukan layanan & cinta anak. Kita berharap juga ketika kita berbicara kepada siapapun, bagaimana kita berbicara, bagaimana kita berpenampilan, biarlah orang yang mendengarkan itu menjadi sejuk.
” Seminggu sekali saya akan keliling kelas, hati-hati jangan sampai ada yang saling menyakiti. Jangan sampai ada yang namanya bullying, stop kekerasan, i love you 229,” katanya
” Saya monitoring ke setiap kelas, setiap hari jum’at satu minggu sekali, saya tetap ingatkan untuk selalu ramah, jangan sampai menyakiti antar sesama. Mana tau suatu saat anda, anak dia adalah atasan dari anak anda, sering saya katakan seperti itu. Ini sekolah kita, ini adalah almamater 229 itu menjadi dikenang ketika anda lulus,” imbuhnya.
Harapan kita kedepan, biarlah nanti juga anak-anak baru yang datang kesini, akan tetap kita deklarasikan, kita tap gong kan agar apa yang sudah kita lakukan dengan ini, tidak percuma begitu saja. Harapannya kedepan biarlah sekolah ini menjadi sekolah bagi anak-anak agar bisa tersenyum. pangkasnya. (Hendra)