JAKARTA, KORANSATU.ID– Pembelajaran pendidikan Sekolah Menengah Negeri (SMAN) 101 Joglo dibilangan Komplek Joglo Baru, Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, diprioritaskan pada akhlak dan karakter. Program tersebut telah dipantau selama enam bulan, bagi semua murid, pegawai dan para guru. Hal itu diungkapkan, Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 101, Setya Budi Aprianto pada KORANSATU.ID, Jum’at (20/5/2022).
” Saya datang kesini, Kita lihat dan cek dan Kita tidak tahu selama dua tahun murid Kita seperti apa. Jadi Kita fokus ke akhlak dan karakternya dulu,” ucap Setya Budi Aprianto diruang kerjanya.
Usai pandemi Covid-19, selama kurang lebih dua tahun pembelajaran pendidikan tatap muka (PTM) di SMAN 101 Joglo terhenti. Menurut Setya Budi Aprianto, prioritas mutu pendiddikan SMAN 101 Joglo, dimulai dengan menerapkan pembelajaran pendidikan akhlak dan karakter bagi para murid, pegawai sekolah serta para guru.
Pemantauan selama enam bulan, ada suatu kesejajaran akhlak dan karakter antara para murid, pegawai dan para guru dikarenakan terhalang pandemi, sehingga bagaimana kualitas pembelajaran dalam pendidikan baru dapat dituntaskan.
Adanya perubahan image pembelajaran pendidikan yang membosankan dan dirumah membosankan, sehingga berkutat penerapan pembelajaran bagi para guru harus dirubah, agar didalam mengajar tidak tidur.
Persoalan tersebut sederhana, namun vital bagi seorang pengajar. Bagi pengajar, guru harus mempunyai kreatifitas yang sangat tinggi dengan pengajaran memakai, whatsapp, zoom yang dipadukan menjadi hybrid learning harus dipertahankan.
Memasuki seratus persen pengajaran PTM, ilmu seorang pengajar dalam dunia pendidikan jarak jauh (PJJ) untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan didalam PTM, sehingga ilmu tersebut dapat bermanfaat dan berkualitas.
“Ilmu pjj itu ilmu yang luar biasa, Kita tidak bisa bertemu tapi bisa mengajar. Sekarang Kita bisa bertemu, seharusnya ilmunya dapat lebih ngebut lagi. Ilmu gurunya sudah ok, teknologinya ok, jadi sekarang tidak perlu pakai kertas lagi,” jelasnya.
Lanjutnya, bagi pengajar yang mempunyai level sudah sangat tinggi, dapat memahami bagi anak yang tidak masuk sekolah selama dua tahun dan tidak masuk terlebih dahulu dan harus diskusi dulu, dipersiapkan dulu dengan tidak serta merta langsung masuk, karena harus dipikirkan anak masuk sekolah ada psikologisnya, ungkapnya
Diakuinya, jumlah murid di SMAN 101 Joglo sebanyak 854 dibagi 23 rumbel dan rencananya besok akan ada penambahan satu lagi menjadi 24 rumbel.
“Siswa semua berjumlah 854 dibagi 23 rumbel, nanti besok kita tambah satu lagi menjadi jadi 24 rumbel. Kita rapikan menjadi delapan, delapan, delapan. Walaupun psikolg itu penting, tetapi yang lebih penting akhlaknya.” tandasnya.
( Hendra )