KUNINGAN, koransatu.id – Sampah sudah menjadi sumber masalah bersama kehidupan manusia dalam menjalani kehidupan juga berkontribusi besar dalam mencemari lingkungan. Risiko sampah berdampak pada tanah, air dan udara serta mahluk hidup,menjadi momok besar sebagi sumber penyakit, di zaman pandemi ini penanganan sampah dan kesadaran masyarakat luas terhadap sampah masih membutuhkan edukasi yang terus menerus.
Sejauh ini penanganan yang salah satunya adalah dengan dimusnahkan atau metode pembakaran (remove) tetap saja menimbulkan polusi udara yang dapat menyebabkan asap sebagai masalah baru pada lingkungan ataupun bau yang tidak sedap.
Fenomena masalah ini terjadi dimana-mana seiring pertambahan jumlah penduduk yang tidak bisa dihindari sebagai mahluk hidup yang menjalani kehidupanya.
Komunitas Rangkul Bumi (komunitas ramah lingkungan peduli bumi) Kuningan mengenalkan teknologi terbarukan dengan inovasi pembakaran sampah tanpa asap kepada masyarakat luas. Hal ini ditanggapi cepat oleh Kepala Desa Cikaso Kec. Kramatmulya Kab. Kuningan Hidayat SE, MSi.
Menurut Hidayat, sampah adalah masalah kita bersama dan harus ditangani serius berkelanjutan agar desa Cikaso yang mencanangkan untuk menjadi salah satu desa wisata di Kabupaten Kuningan menjadi destinasi wisata yang bagus.
Kades mempercayakan kepada Yayan Suarja selaku Kabid Pelayanan Masyarakat untuk menjajaki teknologi terbaru bersama Dirut Bumdes Cikaso Saparudin dan tim mengali informasi dan melihat demo alat pemusnah sampah tanpa asap yang kebetulan berlangsung di Plered untuk persiapan pemaparan tehnologi penanganan sampah di Pemkab Cirebon Rabu, 3 Maret 2021.
Tehnologi pembakaran sampah tanpa asap yang baru diperkenalkan ini sangat mendukung dalam menjaga lingkungan dan bisa menyelesaikan kebutuhan masyarakat dalam penanganan masalah sampah.
Alat ini diperkenalkan oleh salah satu putra bangsa yang akrab dipanggil “Mbap” dan di bantu produksi oleh koperasi bernama “Zentriaza Ardh Grumma” di Bandung.
Telah terbukti mampu membakar semua jenis sampah hingga sampah B3 dengan efisien dimana sudah diaplikasikan di beberapa kota di Jawa Barat.
Mesin ramah lingkungan yang ditunjang dengan efisiensi konsumsi energi minimal sehingga tidak memerlukan operasional yang besar dalam proses pembakaran. Hanya membutuhkan bahan bakar oli bekas /minyak jelantah 1 liter per jam sebagai stimulan datangnya api dan kemudian ditambah dengan H2O sebagai bahan bakar utamanya mampu membakar sampah kapasitas 1 ton sampah/jam, selain tanpa asap juga tehnologi ini sangat minimal residu sisa pembakaran yang dihasilkan oleh proses pembakaran tersebut sangat selaras dengan konsep zero waste. (Brojo)