JAKARTA, Koransatu.id – Masih dalam suasana Ramadan 1441 Hijriah, PWI Jaya Peduli kembali membagikan masker sekaligus paket kebutuhan pokok kepada wartawan dan pengurus.
Kali ini sumbangan masker diterima PWI Jaya Peduli dari Perkumpulan Catur Wangsa Indonesia dan designer Nina Nugroho. Sementara paket sembako dari Elatravel.
“Jadi saat pembagian sembako dan masker sore ini, kita juga menyiapkan buka bersama. Tentunya dalam kegiataan ini kita tetap menerapkan physical distancing, sesuai anjuran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,” ujar Ketua PWI Jaya Peduli, Nonnie Rering di Sekretariat PWI Jaya, Prasada Sasana Karya lantai 9, Jalan Suryopranoto Nomor 8 Jakarta Pusat, Senin (11/5/2020).
Dalam kesempatan tersebut hadir Ketua PWI Jaya Sayid Iskandarstah, Sekertaris PWI Jaya Kesit B Handoyo, Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan TB Adhi, Bendahara Kadir, Wakil Bendahara Cak Herry, serta jajaran pengurus lainnya.
Tampak pula Ketua Bidang Unit Kompetensi Wartawan PWI Pusat Kamsul Hasan, Ketua PWI Pusat Peduli M. Nasir, Ketua Dewan Penasehat PWI Jaya Diapari Sibatangkayu, dan Kapten Zulhamsyah Siregar dari Pendam Jaya.
“Saya sampaikan ucapan terima kasih kepada Elatravel, Perkumpulan Catur Wangsa Indonesia dan designer Nina yang telah memberikan donasi untuk disampaikan kepada teman-teman di PWI Jaya juga sumbangan hidangan buka puasa dari Cak Hery, Mitrapol Pak Dadang,” ungkap Sayid Iskandarsyah, Ketua PWI Jaya mengawali sambutannya.
Sementara, Ketua Dewan Penasehat PWI Jaya Diapari dalam kultumnya jelang azan Magrib, mengingatkan bahwa setiap kelahiran ada ujungnya yang dituju.
“Bukan lahirnya, tapi di ujungnya kelahiran. Kita hidup ada ujungnya tujuan. Hidup ini tempat kita sementara. Ujungnya kematian. Ke mana kita mati? tempat kita kembali hanya kepada-Nya,” tuturnya.
Diapari juga menyebutkan tentang dua hal yang disayangi dan dibenci Allah Subhanahu wata’ala.
“Sang Khalik sangat benci yang mengatakan apa yang tidak dia perbuat, itulah ciri-ciri orang yang munafik, ” jelasnya.
Sebaliknya, lanjut Diapari, Allah menyenangi orang-orang yang berkumpul seperti bangunan kokoh dalam memperjuangkan kebenaran dan kesabaran.
“Jadi di dunia berkumpul bersama, saling bantu membantu, tolong menolong, dan ingat mengingatkan. Kita mati pun harus bersama-sama untuk menuju tempat yang diidamkan setiap manusia, yaitu di surga,” tutupnya. (Red)