JAKARTA, KORANSATU.ID – Demi meningkatkan standar kompentensi pemangku kepentingan dalam mempersiapkan perikanan berkelanjutan, MSC mengembangkan platform daring pelatihan perikanan komprehensif tingkat 2 dengan pendekatan blended learning.
Pemangku kepentingan di Indonesia akan menjadi peserta pertama yang menggunakan platform pelatihan terbaru Marine Stewardship Council (MSC), demi mendorong perbaikan perikanan menuju keberlanjutan.
Platform pelatihan diluncurkan pada 22 Juli 2021 dan dirancang untuk mendukung pemangku kepentingan perikanan membangun pemahaman teknis yang diperlukan dalam perbaikan dan memenuhi persyaratan Standar Perikanan MSC, standar keberlanjutan global bagi perikanan tangkap.
Program MSC mendapat pengakuan dari Persatuan Bangsa Bangsa sebagai prasarana kunci untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 14, melalui upaya menghentikan perikanan berlebih, mengembalikan stok ikan, menjaga ekosistem dan mengurangi perikanan illegal, tidak tercatat dan tidak teregulasi.
Bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, tepatnya Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan, MSC berkomitmen membuka akses semua pihak dalam program perbaikan, tanpa pengecualian ukuran perikanan atau lokasi. MSC telah melakukan pelatihan setidaknya sebanyak 15 kali pelatihan tingkat pengenalan dan ahli, mencakup materi standar Perikanan MSC dan Rantai Pengawasan sejak tahun 2020, platform daring ini akan menggiatkan pemangku kepentingan perikanan lain untuk mengambil peran dan mendalami cara mengimplementasikan program perbaikan perikanan.
Saat ini, perikanan rajungan, udang, cumi-cumi, kembung, teri, tongkol, kepiting, kakap, dan kerapu di beberapa lokasi di Indonesia sedang dalam tahapan proses menuju standar keberlanjutan MSC. Harapannya dari pengelolaan dengan standar keberlanjutan MSC adalah tidak hanya keberlanjutan perikanan, tetapi juga memperluas pasar ekspor hasil perikanan dengan memiliki branding, sehingga menambah nilai jual yang sekaligus akan meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat perikanan tersebut.
Hingga pertengahan tahun 2021, terdapat tiga perikanan yang telah bersertifikat MSC. Banyak pihak yang terlibat dalam perbaikan keberlanjutan perikanan ini hingga akhirnya mampu memenuhi persyaratan Standar Perikanan MSC.
Program pengembangan kapasitas ini mendorong semakin banyak pemangku kepentingan perikanan Indonesia lainnya yang memahami dan memenuhi persyaratan standar MSC. Untuk bersertifikasi MSC, perikanan harus menunjukan stok ikan yang sehat, meminimalkan dampak terhadap lingkungan dan memiliki pengelolaan yang efektif melalui penilaian yang dilakukan oleh pihak ketiga.
Direktur Pengelolaan Sumberdaya Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bapak Trian Yunanda, S.Pi, M.Sc, mengungkapkan: “Kementerian Kelautan beserta para pemangku kepentingan terus berkomitmen untuk berkontribusi mengembangkan berbagai upaya untuk menunjang perwujudan praktik perikanan berkelanjutan di Indonesia. Inovasi pelatihan model ini mendukung kompetensi pemangku kepentingan Indonesia dalam memahami standar perikanan berkelanjutan yang diakui secara global.”
Platform pelatihan daring akan mencakup materi tingkat menengah “Moving Towards MSC Certification” yang membahas secara rinci teknis Standar Perikanan MSC termasuk rangkaian kegiatan pembelajaran. Menggunakan pendekatan bleanded learning, 23 peserta ditargetkan akan melengkapi materi kursus mandiri dan menjalani sesi diskusi langsung dengan narasumber secara daring.
Pelatihan akan berlangsung selama tiga minggu dan disampaikan melalui platform Sistem Manajemen Pembelajaran LearnUpon. Pelatihan dipandu oleh tim yang terdiri dari staf MSC dan konsultan pihak ketiga yang memiliki pengalaman dalam penilaian perikanan MSC.
Direktur Marine Stewardship Council di Indonesia, Hirmen Syofyanto, menyatakan: “MSC bekerja sama dengan industri perikanan di Indonesia, untuk mendorong lebih banyak perikanan menuju keberlanjutan. Kolaborasi multi-pihak memang menjadi kunci dalam pemenuhan standar dan masing-masing harus memiliki pemahaman yang sama agar upaya perbaikan perikanan berjalanan sinergis. Ketika perikanan berhasil memenuhi Standar pun perlu melanjutkan komitmen ini untuk mempertahankan sertifikatnya, sehingga upaya perbaikan berjalan terus dan hal ini lah yang perlu didukung oleh semua pihak.”
Selain memiliki pemahaman materi yang komprehensif, setelah menyelesaikan pelatihan CBT tingkat 2 peserta berhak juga untuk mengikuti uji sebagai syarat menjadi Konsultan Teknis MSC – ahli perikanan yang terbukti memahami persyaratan Standar Perikanan MSC dan memiliki kapabilitas untuk mengembangkan dan mengelola implementasi FIP suatu perikanan. (dir)