Jakarta, Koransatu.id – Isu akan adanya reshuffle atau perombakan setingkat menteri (kabinet) Jokowi-Maruf, dari situng sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) data suara yang sudah masuk melebihi 70%, pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin terus memimpin meninggalkan lawannya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Wacana kalau Jokowi akan mereshuffle atau melakukan perombakan kabinet. Beberapa nama pun mencuat masuk Kabinet Jokowi-Ma’ruf. Diantaranya adalah Direktur Wahid Foundation, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau yang lebih beken dengan panggilan Yenny Wahid. Putri kedua Presiden ke-4 RI almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu kabarnya bakal mengisi posisi Menteri Sosial atau Mensos.
Yenny sendiri ketika digoda, soal ini hanya senyum-senyum saja. Dia mengaku akan lebih memilih fokus menyelesaikan tahapan Pemilu. Yenny juga mengharapkan seluruhnya pihak lebih baik menunggu pengumuman resmi dari KPU pada 22 Mei nanti.
“Memang itu yang harus kita fokuskan dan pastikan kalau apapun hasilnya semua pihak bisa menerima dengan baik dan lapang hati,” kata Yenny dalam acara ‘Silaturahmi Ramadan’ di Kantor Wahid Foundation, Jakarta, Kamis (9/5/) sore lalu.
Yenny, yang juga merupakan salah satu pendukung Jokowi-Ma’ruf dalam Pilpres 2019 itu mengaku, enggan mendahului rencana atau menanggapi kabar yang belum pasti kebenarannya. Apalagi semua itu baru prediksi segelintir orang.
Menurut Yenny, yang terpenting adalah tugasnya mengantarkan Jokowi kembali memimpin Indonesia dalam lima tahun ke depan sudah tuntas.
“Saya percaya sungguh. Beliau (Jokowi) pun sudah tahu persis aspirasi kita semua menyangkut masyarakat ke depan seperti apa yang harus kita perjuangkan. Bagi saya itu yang paling penting dan di atas segalanya,” ucapnya.
Kepada media, Yenny pun mengaku hingga saa ini belum pernah bertemu dan berbicara langsung dengan Jokowi, termasuk mengenai isu namanya masuk dalam salah satu calon menteri. Yenny mengaku terakhir bertemu dengan Jokowi pada hari pencoblosan, 17 April lalu.
“Sudah sejak hari pencoblosan pada 17 April itu, sorenya kemudian quick count menunjukkan Pak Jokowi leading, itu terakhir saya ketemu dengan beliau. Saya ucapkan selamat pada Pak Jokowi. Ya sudah. kembali pada kesibukan masing-masing. Beliau kan harus kembali sebagai kepala negara, kepala pemerintahan memimpin negara ini lagi. Saya kembali pada tugas saya untuk membangun di tingkat masyarakat,” katanya.
Lepas dari isu calon menteri, Yenny mengaku akan terus berkomitmen membangun Indonesia. Komitmen ini ditunjukkan Yenny dengan kerja nyata membangun masyarakat yang adil, makmur, sejahtera dan toleran melalui Wahid Foundation atau lainnya.
Dikatakan, persoalan kesejahteraan sosial itu tentu tak bisa dilepaskan dari persoalam toleransi.
“Persoalan ini seperti ayam dan telur. Kalau masyarakat kita tak rukun, kalau masyarakat kita konflik, tentu tak bisa tercapai target ekonomi yang tinggi. Di desa juga sama, kalau desanya tawuran, tak mungkin tercapai kesejahteraan sosial di tengah masyarakat. Semua itu harus dilihat sebagai satu kesatuan. Tak bisa hanya masyarakat setempat, tapi juga harus rukun dan mau bersama-sama membangun bangsa ini,” ungkapnya. (Kadir/Red)