BANGKA BARAT, KORANSATU.ID – Bisnis budidaya tambak udang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Bangka Belitung. Karena menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Tergiur keuntungan yang besar, mereka tidak lagi menghiraukan dampak lingkungan daerah sekitarnya.
PT Besar Anugerah Perkasa (BAP) salah satu tambak udang yang memiliki 17 kolam dan sudah beroperasi hampir 4 tahun beroperasi di Desa Bakit, Kec Parit Tiga, Kab Bangka Barat hasil limbahnya sempat dikeluhkan nelayan setempat, karena letak tambaknya terlalu dekat dengan bibir pantai.
” Sebelum ada tambak udang, kami dengan mudahnya mendapatkan kepiting dipinggir pantai pak, tapi sekarang susah, kami harus agak ke tengah mencarinya,” kata Suwandi, salah seorang nelayan setempat, Selasa (16/11/2021) lalu.
Ia menuturkan, jika sudah panen raya, sudah jelas limbahnya di buang ke laut dan akan melewati hutan bakau yang bermuara ke laut.
“ Lihat warna perahu kami agak menguning, setiap habis melaut karena air limbah dibuang ke laut,” ungkapnya.
Agus yang mengaku sebagai security PT Besar Anugerah Perkasa mengaku, bahwa tambak tersebut sudah 4 kali panen raya dan untuk AMDAL dan IPAL sudah ada pengolahan berupa sumur IPAL.
Saat mencoba mengubungi Selly, Direktur PT.BAP, dia mengatakan, bahwa dirinya tidak lagi bekerja disitu. “Silahkan Japan hubungi Ibu Rica. Dia sekarang direktunya,” katanya.
Kemudian menghubungi Rica selaku Direktur PT Besar Anugerah Perkasa melalui sambungan telepon miliknya.(22/11) Ibu Rica menjawab, bahwa dirinya mesti memastikan lebih dahulu, apakah limbah dibuang ke mangrove atau ke laut. Karena itu dirinya harus melihay dan mempelajari dahulu.
” Karena saat dilapangan instruksi dari Polda kami sudah pegang. Saya akan konfirmasi dulu, karena di report saya ada, tapi karena kita baru ambil alih (take over) saysla harus CEO ke lokasi dahulu,” tukasnya. (Wahyudy)