BANDUNG, KORANSATU.ID – Aktivis Ormas Manggala Garuda Putih (MGP) Agus Satria, mengecam keras proyek pengadaan seperangkat alat zoom meeting DPRD Kota Bandung senilai Rp 1,3 miliar. Selain tidak efektif dan menghamburkan anggaran, Agus menduga adanya keterlibatan oknum dewan yang ‘bermain’ di proyek alat zoom meeting tersebut.
“Yah, kita sudah mendapatkan informasi nama oknum yang bermain pada proyek pengadaan alat zoom meeting tersebut. Tentunya kita akan mengambil sikap,” ujarnya, kepada wartawan di Bandung, Jumat 1 April 2022.
Diketahui, sekretariat DPRD Kota Bandung membuat pengadaan seperangkat alat zoom meeting yang terdiri dari 2 unit speaker phone merek Tenveo, 1 unit camera merek Targus, 1 unit remote pointer merek Targus, dan satu buah tas peralatan.
Menurut Agus, pihaknya menduga adanya kerugian negara pada proyek pengadaan alat zoom meeting tersebut.
“Untuk itu, dalam waktu dekat MGP akan melakukan aksi unjuk rasa di DPRD Kota Bandung untuk menuntut transparansi besaran anggaran yang dikucurkan,” ujarnya.
“Surat pemberitahuan (aksi unjuk rasa) ke Polrestabes Bandung sudah kita buat, intinya kita menuntut Sekretariat DPRD Kota Bandung bersikap transparan dan bertanggung jawab atas anggaran tersebut,” tambah Agus.
Ditegaskan, selain akan melakukan aksi unjuk rasa, MGP juga berencana melaporkan kasus dugaan korupsi pada proyek alat zoom meeting tersebut ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat.
“Masih kita susun, dalam waktu dekat (melaporkan). Nanti kita beritahu, tunggu saja,” ucap Agus Satria.
Sebelumnya, anggota DPRD Kota Bandung Yusuf Supardi, menolak pemberian barang inventaris berupa seperangkat alat zoom meeting dari Sekretariat DPRD Kota Bandung.
Menurut Yusuf, pihaknya menolak barang inventaris berupa satu set zoom meeting yang terdiri dari, satu unit docking station adaptor, satu unit remot, satu unit speaker phone NA200B, satu unit speaker NA200T, satu unit kamera, dan satu buah tas.
“Merk Temveo, cek harganya itu,” ujar dia, via aplikasi pesan WhatsApp, Kamis 31 Maret 2022.
Namun, Yusuf tidak menjelaskan lebih lanjut terkait harga dimaksud, apakah tidak sesuai dengan anggaran yang dikucurkan atau kualitas barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Ia mengatakan, pengadaan alat zoom meeting untuk 50 anggota DPRD Kota Bandung, hanya menghamburkan uang rakyat.
“Tidak efektif dan hanya menghamburkan uang,” tandasnya.
Yusuf mengatakan, masih banyak keperluan warga miskin yang seharusnya lebih diprioritaskan ketimbang pengadaan seperangkat alat zoom meeting. “Seperti kebutuhan minyak goreng dan sebagainya,” sebut dia.
Hal senada juga diungkapkan anggota DPRD Kota Bandung dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Yoel Yosaphat. Ia mempertanyakan adanya pengadaan peralatan zoom meeting perorangan oleh Sekretariat DPRD Kota Bandung.
“Saya baru tahu ada pengadaan alat-alat zoom untuk setiap anggota. Kalau untuk kebutuhan zoom meeting pribadi sepertinya terlalu berlebihan,” ujarnya di Gedung DPRD Kota Bandung, Kamis (31/3/2022).
“Saya juga melihat anggarannya lumayan fantastis untuk pembelian
pengadaan peralatan zoom meeting pribadi. Tolong dijelaskan, saya enggak berani nuduh dulu,” imbuh dia.
Berdasar informasi yang diperolehnya, Sekretariat DPRD Kota Bandung membuat pengadaan seperangkat alat Zoom meeting yang terdiri dari 2 unit speaker phone merek Tenveo, 1 unit camera merek Targus, 1 unit remote pointer merek Targus, dan satu buah tas untuk peralatan. tersebut.
“Saya kurang tahu anggarannya berapa setiap set-nya. Tapi untuk Zoom meeting pribadi ini berlebihan dan tidak praktis juga,” tegasnya. (Asep/matakota.com)