METRO LAMPUNG, KORANSATU.ID – Sebelumnya Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kota Metro melakukan studi banding ke Bandung dan Kabupaten Kuningan Jawa Barat, pada tahun ini kembali melakukan studi banding ke Kota Bogor dan Yogyakarta.
Ketua PWRI Kota Metro, Muktaridi menjelaskan, studi banding yang dilakukan setiap tahunnya untuk pengembangan wawasan bagi wartawan dan melakukan kunjungan ke masing-masing DPC PWRI diseluruh Indonesia.
“Program studi banding ini banyak sekali manfaatnya bagi kami, utamanya bisa terjalin silaturahmi sesama anggota PWRI, dan mendapatkan pengalaman baru. Selain itu, kami juga kedepannya adakan program UKW (Uji Kompetensi Wartawan), melalui kemitraan Pemkot Metro. Sehingga, wartawan yang tergabung di PWRI lebih profesional lagi dalam menjalankan tugas jurnalistiknya,” ujar Muktaridi, Rabu (15/3/2023).
Dijelaskannya, studi banding ke Kota Bogor dan Yogyakarta karena Bogor dan Jogja memiliki banyak nilai sejarah serta program-program pemerintah yang mungkin dapat diterapkan di Kota Metro.
“Salah satunya yang tampak dari Kota Bogor itu bersih dan rapih dalam penataan kota,” ungkapnya.
Muktaridi berharap, studi banding yang telah dilakukannya bisa menambah wawasan bagi wartawan yang bergabung di PWRI Kota Metro.
“Secara person bisa menambah pertemanan sesama jurnalis dari luar daerah. Selain itu, kita bisa tahu model (jenis) kemitraan bersama media dan pemerintah daerah setempat. Mengingat saat ini banyak jenis media (cetak/online/steraming) yang bisa masuk dalam kemitraan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Muktaridi menuturkan, sebelumnya Ketua Umum PWRI Pusat memberikan wejangan pada dirinya dan anggota untuk membesarkan organisasi yang ia pimpin di Kota Metro.
“Pesan ketua bahwa wartawan harus taat dan mematuhi kode etik jurnalistik, juga menjaga nama baik organisasi,” pungkasnya.
Di tempat terpisah, salah satu anggota PWRI Kota Metro, Kushiri mengungkapkan, dirinya sangat mendukung adanya studi banding yang dilakukan PWRI Kota Metro.
“Bagi kami banyak sekali ilmu yang telah didapatkan dari studi banding. Salah satunya cara penulisan berita yang benar,” tuturnya.
Menurutnya, menjadi wartawan itu tidak mudah selain wajib memahami UDD Nomer 40 Tahun 1999 dan mengamalkan kode etik jurnalistik. Wartawan dituntut profesional dalam menjalankan tugas jurnalistiknya serta memiliki pandai menulis berita.
“Bahwa menjadi seorang wartawan itu tidak hanya bisa meliput, melainkan harus pandai menulis berita,” tegasnya.
Tahun akan datang, Kushiri berharap, studi banding PWRI Kota Metro terus berlanjut ke kota-kota lainnya.
“Kami selama berkunjung keluar daerah banyak belajar dari teman wartawan. Sehingga pada saat dilakukannya program UKW untuk anggota PWRI, saya bisa bisa menyelesaikan mata ujiannya,” harapnya. (us)