CIREBON, KORANSATU.ID– Kegiatan Kunjungan Ketua DPR-RI Puan Maharani Senin (4/7/2022) di Kabupaten Cirebon dalam acara sarasehan petani tebu bertempat di Desa Mertapada Wetan, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon disambut meriah oleh masyarakat Kabupaten Cirebon.
Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Cirebon beserta jajarannya, Pengurus DPC PDIP se Kabupaten Cirebon, serta masyarakat khususnya para petani yang datang dari berbagai wilayah.
Dalam kesempatan itu, Puan Maharani mengutarakan mengenai persoalan yang tengah dialami oleh para petani tebu saat ini, yaitu pemerintah diminta untuk mengaktifkan kembali pabrik gula (PG) Sindanglaut yang sudah tutup tidak berproduksi dikarenakan permasalahan kekurangan bahan baku, tidak mengimport gula yang terus membanjiri pangsa pasar, dan harga gula dari petani agar bisa sesuai dengan harapan, serta tetap menginginkan kesejateraan petani bisa meningkat.
Menurut Puan, permasalahan tersebut sudah terjadi sejak lama dan berlarut larut, dirinya juga sudah membicarakan hal itu dengan rekan rekan di DPR-RI untuk mencarikan solusi terkait pemecahan nasib para petani tebu dan pabrik gula di tingkat nasional.
Ia juga berharap agar lahan lahan pertanian khususnya tanaman tebu tetap produktif, namun semuanya diperlukan pembahasan dengan pemerintah khususnya dengan Kementrian Pertanian dan BUMN.
Pada sarasehan tersebut, Sudin, anggota DPR-RI, Komisi IV yang mendampingi Puan Maharani dalam acara ini menjawab keluhan petani tebu tentang kelangkaan pupuk mengatakan, sebenarnya pupuk tidak terjadi kelangkaan akan tetapi subsidi dari pemerintah sangat kurang, pemerintah hanya menyediakan 9 juta ton pupuk sementara kebutuhan pupuk petani mencapai 24 juta ton, karena itu banyak petani membeli pupuk non subsidi yang harganya mahal. Oleh sebab itu pihaknya akan berupaya membicarakan dengan pemerintah agar menambah volume pupuk subsidi.
Pada kesempatan yang sama Anggota DPR-RI, Aria Bima, saat menjawab mengenai aktifasi PG Sindanglaut, mengatakan, untuk menghidupkan kembali PG tersebut dibutuhkan keseimbangan on Farm dan Off Farm, sedangkan revitalisasi off farm untuk mesin 4 PCD Mercy yang baru diperlukan lahan 6000 Ha lahan tanaman tebu.
Ironisnya wilayah Kabupaten Cirebon hanya tersedia lahan tanam tebu kurang dari 3000 Ha, karenanya dibutuhkan sinergi pemerintah daerah, PTP RNI, dan investor untuk bekerja sama mengaktifkan kembali PG yang nilainya mencapai trilyunan rupiah. Pemerintah daerah bisa memanfaatkan lahan tanah desa (bengkok) untuk bisa mencapai luas lahan tanaman tebu yang diharapkan. (POLO)