JAMBI, KORANSATU.ID – Plt. Kadis Disperindag Jambi, Rosnifa mengatakan, karet di pasar global atau dunia mengalami penurunan.
” Harga karet di pasar global atau dunia juga mengalami penurunan harga, kalau karet kita di Indonesia rata-rata kalau yang di ekspor itu harganya paling rendah dibandingkan dengan produsen karet dunia lainnya seperti Thailand dan Malaysia,” katanya di Ruang Kerjanya, Senin (5/10/2020).
Kalau kita lihat dari harga dunia itu dalam bentuk dolar kalau kita kurs rupiah saat ini sekitar Rp. 16.600,” tambahnya.
Hal ini akan berpengaruh untuk harga karet di Jambi sehingga pasar perkaretan berpedoman kepada pasar karet di Singapura.” Nah Untuk Jambi karena kita tidak punya pelabuhan ekspor dan belum punya pelabuhan ekspor Karet itu melalui perantara pelabuhan di Singapura sehingga pasar perkaretan kita itu kita berpedoman kepada pasar karet di Singapura.
“Jadi kalau harga karet 16.600 itu adalah harga karet patokan di Singapura, Jadi kalau kembali kenapa di petani jadi rendah karena kita tidak punya pelabuhan ekspor sehingga banyak biaya – biaya yang harus kita keluarkan sampai ke tujuan ekspor,” jelasnya.
Dia berharap petani bisa mengangkat harga karet dengan meningkatkan kadar karet kering.” Harapan kita petani bisa mengangkat harga karet itu dalam meningkatkan K3 nya itu yaitu kadar karet keringnya yang diperjual belikan,” harapnya.
Selain itu juga Rosnifa mengatakan, petani juga bisa membuat produk hilirisasi agar menjadi nilai tambah dalam meningkatkan mutunya.” Bagaimana petani bisa meningkatkan mutunya kalau mau meningkat dan petani juga bisa dengan membuat produk hilirisasi artinya karet yang dihasilkan dikelola menjadi produk lain seperti sarung tangan karet, atau lainnya supaya harga jual tambahnya akan lebih tinggi,” pungkasnya.(Rizal)