BEKASI, KORANSATU.ID – Komposisi tepukan suara gendang dengan kombinasi trembel dan ketukan gamelan yang menyatu dengan nada lengkingan keybord ditambah kocokan gitar dan besutan bas yang mengiringi penyanyi menyanyikan langgam jawa. Membuat penikmat musik campursari turut bergoyang atau hanya mengikuti lagunya.
Suasana inilah membuat penikmat seni musik campursari tidak pernah pudar. Sehingga kelompok musik ini tetap hidup dan digemari masyarakat, walaupun berada di perantauan.
Perasaan tersebut juga dirasakan oleh Sumanto (34), saat menanggap kelompok musik Campursari CR Porduction, dalam acara tasyakuran kediamannya di Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (28-11-2021).
Menurut Sumanto, campursari adalah jenis musik kegemarannya. Karena dengan mendengar jenis musik baginya turut melestarikan budaya Jawa. “Syair lagunya menyentuh dengan kondisi yang dirasakan masyarakat pada umumnya. Baik itu bercerita tentang cinta maupun kehidupan sehari-hari,” ujar Sumanto yang sukses diperantauan selaku pengusaha home industri makanan.
Baginya menikmati musik campursari sudah menjadi kegemarannya. Karena nada langgam Jawa seperti ini biasa didengarnya. Sebab kakeknya dulu adalah pemimpin musik karawitan di wilayah Wonogiri, Jawa Tengah.
Sementara itu, Niken penyanyi dari Campursari dari CR Production telah malang melintang di dunia seni nyanyi campursari sejak usia 4 rahun.
Penyanyi cantik bernama lengkap Niken Salindri, mengaku hampir sepuluh kali menjuarai lomba nyanyi di Jawa Timur tempat kelahirannya.
Penyanyi cantik nan mungil ini usianya masih sangat belia. Dia bercerita, kalau setiap acara lagu caping gunung menjadi favorit. Demikian diungkapkan penyanyi kelahiran Kediri, 29 Juni 2008 ini.(Iwan Kurniawan)