JAKARTA, KORANSATU.ID- Wakil Ketua MPR Yandri Susanto mengatakan optimistis tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak menerima usulan gelar Pahlawan Nasional kepada KH. Abdul Chalim atas perannya sebagai ulama, politisi dan pejuang kemerdekaan.
Hal itu disampaikannya saat membuka seminar dengan tema “Pengusulan KH. Abdul Chalim sebagai Pahlawan Nasional”, bekerja sama dengan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) di Gedung MPR, Selasa (18/4).
Menurut Yandri, meski masih ada dinamika dalam penentuan status kepahlawanan seorang tokoh, namun InsyaAllah KH Abdul Chalim tidak ada hambatan maupun alasan untuk tidak menjadi pahlawa nasional.
“InsyaAllah tidak ada hambatan bagi beliau untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional,” ujarnya.
Yandri mengatakan dari hasil penelusurannya, sosok Abdul Chalim yang turut andil dalam mendirikan Nahdatul Ulama, juga tercatat turut mengerahkan pasukan dari kalangan santri dari Jawa Barat menuju Jawa timur saat resolusi jihad dikomandokan dalam menghadapi Belanda dan sekutunya.
Abdul Chalim merupakah ayah dari KH Asep Saifuddin Chalim pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto dan Surabaya. Nama sang ayah dijadikan nama kampus yang berada di bawah naungan pesantrennya, yakni Institut Pesantren KH Abdul Chalim.
Menurut Yandri, sosok Kiai Chalim, merupakan kawan akrab KH Abdul Wahab Hasbullah salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Kiai Chalim sendiri lahir pada bulan Juli 1898 di Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat.
Lahir dari pasangan Mbah Kedung Wangsagama dan Nyai Suntamah, masa kecil Kiai Chalim dihabiskan belajar di Sekolah Raja (sekolah umum yang diikuti oleh kalangan tertentu pada masa penjajahan Belanda).
Selanjutnya Kiai Chalim nyantri di Pesantren Barada Mirat Leuwimunding, Pesantren Trajaya, Pesantren Kedungwuni Kadipaten Majalengka. Kemudian melanjutkan petualangan mencari ilmu ke Pesantren Masantren Cirebon.
Pada tahun 1914, Kiai Chalim dalam 16 tahun mengikuti jejak kedua pamannya, yakni H Ali dan H Jen ke Mekkah al Mukarromah. Di tanah suci tersebut, Kiai Chalim bertemu dengan Wahab Hasbullah. (John)