JAKARTA, KORANSATU.ID-Ketua Koordinatoriat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jakarta Barat, Kornelius Naibaho menyikapi banyaknya spekulasi negatif atas pemberitaan yang menyudutkan kepemimpinan Walikota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko terkait tewas satu keluarga di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, pada Jumat lalu, (11/11/2022).
“Mengkritik boleh, tapi jangan membabi buta dan dangkal didalam pola berpikir secara logika,” ucapnya pada KORANSATU.ID, Rabu malam (16/11/2022).
Tudingan miring dari sejumlah para awak media yang menghubungkan (Kolerasi), serta dikaitkan dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan berimbas menurunnya kinerja Walikota Jakarta Barat.
foto dilansir IDalamat.com
Menurut Koordinatoriat PWI Walikota Jakarta Barat, permasalahan tersebut tidak berdasar pada logika tentang penyebab kematian yang sebenarnya.
Narasumber didalam memberikan statement, seharusnya mempelajari terlebih dahulu atas kejadian tersebut. Sebaiknya, narasumber pun ikut terjun langsung melihat kejadian yang ada di tempat lokasi.
“Jika mau mengeluarkan statement seharusnya pelajari dulu keadaan dan kejadian yang sebenarnya. Bila perlu terjun langsung ke lokasi kejadian,” terangnya.
Untuk diketahui penulusuran KORANSATU.ID, terkait meninggalnya empat orang tewas dalam satu keluarga di Citra Garden lima hari lalu, sebelumnya telah diungkapkan hasil identifikasi pihak kepolisian dan dinyatakan Kapolres Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce.
Ke-empat orang yang tewas menurut Pasma Royce, atas nama RY (71) selaku suami dan BG (69) Ipar dari suami, serta RN (68) sebagai istri dan berikut DF (42), merupakan anak perempuan dari pasangan RY dan RN.
Tewasnya empat orang di Perumahan Citra Garden dilontarkan Pasma Royce berdasarkan pemeriksaan hasil sementara otopsi dari dokter RS Polri Kramat Jati, diduga ke-empat korban yang tewas tidak mengkomsumsi makanan dalam waktu cukup lama, kata Pasma pada awak media.
Sampai saat ini Rabu (16/11/2022), tim gabungan Puslabfor Polri melalui Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengky Haryadi pihaknya masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah tewasnya satu keluarga di Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.
Temuan baru yang didapat tim gabungan Puslabfor Polri, berupa gunungan sampah di TKP dan temuan lainya yang sifatnya masih ditelusuri dan belum dapat diungkapkan secara detail motif tewasnya satu keluarga tersebut.
Rencana, pihak Ditrskrimum Polda Merto Jaya pada malam ini juga hasil temuan TKP yang baru akan di umumkan secara resmi kepada awak media, jelas Hengky.
Sementara itu masih dilanjutkan Kornelius, Ia sangat menyayangkan yang dijalani media massa meminta statement para praktisi dan kemudian mengkaitkan dengan APBD Provinsi DKI Jakarta dalam persitiwa tewasnya satu keluarga dibilangan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.
“Lah, ini apa korelasinya antara APBD dengan peristiwa di Perum Citra Garden ?. Permasalahan ini tidak nyambung dengan mengkaitkan peristiwa tersebut dengan APBD. Yang jadi pertanyaan, apakah yang meninggal itu orang tidak mampu,” ujarnya.
Dijelaskan Ketua Koordinatoriat PWI Jakarta Barat, meninggalnya ke-empat orang tersebut di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat menurut dokter memang benar, tidak ada asupan makanan dan minuman selama berhari-hari.
Akan tetapi kejadian itu bukan berarti suatu bentuk kelaparan, karena tidak ada yang di makan. Tetapi dapat juga karena faktor usia sudah tua renta dan berpikir mau mengakhiri hidupnya dengan cara yang tidak lazim.
“Mereka semua yang meninggal menetap di perumahan yang tergolong kawasan elit di Jakarta Barat. Lain halnya, peristiwa ini terjadi di daerah perkampungan padat penduduk, RT, RW, serta Lurah dan berikut Camat sampai tingkat Wali Kota dapat disalahkan,” tuturnya.
Lebih jauh, dirinya mengharapkan untuk media massa dan rekan wartawan untuk menghentikan menulis opini dengan menyalahkan Walikota dalam peristiwa kejadian yang ada.
“Tunggu hasil investigasi dari pihak kepolisian saja, media massa dan wartawannya juga harus profesional didalam menulis berita. Tidak menggiring suatu peristiwa menjadi opini dengan tujuan mengejar pembaca, tetapi dapat merugikan pihak lain,” tandas Kornelius. (A. Hariri)