KUPANG, KORANSATU.ID – Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong peningkatan produktivitas pergaraman di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mempercapat kemandirian garam nasional, sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) 126 Tahun 2022 tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional.
“Saya ingin menindaklanjuti amanat Kemandirian Pergaraman Nasional, karena saat ini kita masih impor. KKP akan berkoordinasi dengan Gubernur NTT, lahannya akan kita bangun, dan harapan saya akhir tahun 2023 NTT sudah memiliki kemampuan untuk berkontribusi besar secara nasional,” ucap Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat mengunjungi kawasan tambak garam di Kupang NTT, Kamis (17/11/2022).
Wilayah Oeteta dan Merdeka merupakan salah satu dari wilayah Teluk Kupang yang sudah dimanfaatkan sebagai tempat dilakukannya kegiatan tambak garam. Berdasarkan hasil uji lapangan, terdapat 2.673,1 Ha lahan potensial yang direkomendasikan sebagai lokasi pengembangan tambak garam prioritas.
Selama ini, lahan yang dimanfaatkan masyarakat NTT untuk tambak garam sebesar 285 Ha dengan total 91 kelompok petambak. Volume produksi yang dihasilkan oleh masyarakat NTT sendiri tahun 2021 mencapai 595.787 ton.
Tambak garam yang ada dioperasikan dengan metode geomembrane dan tradisional. Untuk itu, Menteri Trenggono mendorong masyarakat untuk memproduksi garam dengan model yang lebih maju agar produktivitas garam NTT dapat maksimal.
Menteri Trenggono mengatakan, KKP akan mendukung permodalan bagi petambak garam NTT melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP).
Menteri Trenggono menambahkan, KKP memiliki berbagai instrumen salah satunya adalah BLU (LPMUKP) dimana kita bisa memberikan pinjaman modal sepanjang masyarakat yang bekerja dan mengerjakan (tambak garam) adalah penduduk asli sini, jangan dari luar ya. Ini akan kita diskusikan dengan Gubernur mekanisme terbaiknya seperti apa. Saya harap bukan hanya produksi, namun sampai pada end product bisa dilakukan di NTT. Daat berdialog bersama petambak garam setempat.
Untuk pemasaran, selama ini hasil produksi tambak garam didistribusikan selain di wilayah NTT juga ke berbagai wilayah di Indonesia, yaitu Kalimantan Barat, Papua, Surabaya, Kab Timor Tengah Utara, Kab Timor Tengah Selatan. Harapannya, dengan peningkatan produktivitas garam NTT dapat dipasarkan untuk wilayah yang lebih luas. (Guffe)