lJAKARTA, Koransatu.id – Ketua MPR-RI Zulkifli Hasan menerima pengurus PWI Jaya periode 2019 – 2024. Dalam kesempatan itu dia memberikan apresiasi untuk kerja wartawan yang bernaung di media mainstream. Media mainstream tak boleh kalah dengan media sosial alias Sosmed yang kini menjamur.
Begitu harapan Zulkifli di hadapan pengurus PWI Jakarta yang dipimpin oleh Ketua Sayid Iskandarsyah, didampingi antara lain oleh Johnny Hardjojo, Toni Limbong, Agus Salim dan Heru Pujihartono dari Dewan Penasehat. Diapari Sibatangkayu, Berman Nainggolan, Irdawati dan Sakti Sawung Umbaran dari Dewan Kehormatan Provinsi (DKP). Serta Kesit Budi Handoyo, Arman Suparman, Irmanto, Iqbal Irsyad, Kadirah dan lain-lain dari jajaran pengurus harian.
Delegasi PWI Jakarta diterima di ruang kerjanya, Gedung Nusantara III, Komplek DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Pusat, Kamis(18/7/2019).
“Media harus menyampaikan sampaikan apa yg dilihat dan dirasakan. Media massa tidak boleh kalah dengan Medsos. Nanti orang semua beralih ke media sosial. Karena itu fungsi media harus dikembalikan seperti semula dan media harus punya kredibilitas dan dapat dipercaya,” katanya, Kamis(18/7/2019) di ruang kerjanya, Gedung Nusantara III, Komplek DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Pusat,
Seraya mencontohkan ada sebuah media yang berita yang disampaikan tidak sesuai dengan fakta, sementara Medsos menyampaikan apa adanya.
Cuma, kelemahan Medsos susah dikontrol. Berbeda dengan media mainstream yang punya sistem dan kode etik. Di sinilah nilai lebih dari media mainstream.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi peran pers di dalam pembangunan bangsa dan negara. “Pers itu pilar demokrasi. Dia bagian penting dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi peran media atau pers itu amat penting dalam negara demokrasi,” tandasnya.
Zulhas, begitu dia biasa disapa, mengajak semua pihak termasuk insan pers untuk ikut menjaga bangsa ini. “Mari jaga bangsa dan negara Indonesia agar bisa utuh, maju dan disegani bangsa lain,” harapnya.
PWI sebagai organisasi profesi kewartawanan diharapkan bisa berperan lebih. Dapat menstimulasi anggotanya untuk membuat berita yang kondusif. “PWI semoga bisa jadi pelopor persatuan,” tandasnya.
Melalui berita yang dihasilkan insan pers diharapkan bisa membantu kubu yang terbelah karena Pileg dan Pilpres untuk kembali bersatu. “Cukup berantem 8 bulan karena Pilpres. Kalau tidak puas nyalon lagi di periode mendatang,” katanya.
Dikatakan, setelah keluarnya keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang pemilihan umum presiden dan legislatif semua pihak hendaknya menerima putusan tersebut sebagai putusan final, yang bertujuan agar masyarakat Indonesia tidak terpolarisasi dan terpecah belah.
“Seringkali saya bilang, just a political game. Semua harus sadari itu. Jadi, jangan baper terus. Kapan move-on nya kalau terus bermain perasaan,” ujarnya.
Menurutnya, Polres dan Pileg tujuannya untuk persatuan bukan sebaliknya. “Pilpres dan juga pileg itu sudah selesai. Kita jangan baper alias bawa perasaan kata anak sekarang. Setelah pemilu, pilpres dan pileg selesai, kita harus move on. Semua harus kembali ke basic kita masing-masing. Yang semula bekerja ayo kerja lagi,” ujar pria kelahiran Lampung yang akrab disapa dengan Zulhas itu.
Dalam kesempatan itu Sayid Iskandar mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh Zulkifli Hasan. “Sebagai Ketua PWI Jakarta periode 2019-2024 kami mengucapkan terima kasih atas kesempatan dan waktu yang diberikan. Semoga ke depan ada yang bisa disinergikan antara kedua belah pihak,” ujar Sayid.
Dalam kesempatan itu Zulkifli Hasan berkomitmen untuk menggelar sosialisasi tugas kelembagaan MPR RI bersama PWI Jakarta. “Saya siap hadir dan memberikan materi,” tegasnya. (Red)