PADANGSIDIMPUAN, KORANSATU.ID– Hari pertama pelaksanaan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, Kepala Dinas Pendidikan, H. M. Luthfi Siregar, bersama Kepala Dinas Kesehatan Sopian Subri Lubis meninjau langsung kegiatan PTM terbatas di beberapa sekolah yang ada di Kota Padangsidimpuan, Senin (6/9/2021).
“ Alhamdulillah, Pemkot Padangsidimpuan telah melaksanakan PTM Terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat. Melihat dan meninjau langsung pelaksanaan di sekolah-sekolah dan memastikan prokes dijalankan, seperti ketersediaan tempat cuci tangan, penggunaan masker dan memastikan kantin untuk sementara ditutup untuk menghindari kerumunan,” katanya.
Ia juga mengatakan sukses kegiatan PTM terbatas ini, berkat adanya sinergi dari seluruh satuan pendidikan, para Camat, Lurah dan Kepala Puskesmas.
“Tentunya kami mendapat arahan langsung dari Pak Wali, agar pelaksanaan PTM terbatas ini dapat berjalan baik,” jelasnya.
Kadisdik menambahkan, sebelumnya para satuan pendidikan telah melakukan berbagai kesiapan dan fasilitas pendukung PTM terbatas.
“Melakukan berbagai kesiapan, dan perketat protokol kesehatan serta menyiapkan fasilitas pendukung supaya para siswa dan tenaga pendidik bisa aman dan sehat,” tambahnya
Sebelumnya Walikota Padangsidimpuan telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 188.45/3940/2021 tertanggal 2 September Tentang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Padangsidimpuan. Didalamnya terdapat hal- hal yang harus diperhatikan dan kegiatan utama yang harus diterapkan secara disiplin oleh satuan pendidikan (sekolah) sesuai dengan protokol kesehatan.
“Kita sudah menyusun petunjuk teknis pelaksanaan pembelajaran tatap muka di Kota Padangsidimpuan, ada di dalam SE yang sudah ditandatangani oleh Pak Wali,” ucap Luthfi
Kepala sekolah SMPN 1 Padangsidimpuan Badras Lubis, M.Pd mengatakan SMPN 1 sudah siap untuk menerapkan belajar mengajar dengan tatap muka. Para pelajar duduk di satu meja untuk satu orang, berbeda dengan sebelum ada pandemi COVID-19 satu meja dua orang.
“Pelajar juga wajib menggunakan masker untuk pelindung diri. jumlah siswa yang masuk hanya 25 persen dari jumlah seluruh siswasiswa,” ucapnya. (M.Sir.KS.03)