PATI, koransatu.id – 12 Desember 2021, IPMAFA ( Institut Pesantren Mathali’ul Falah )berdiri pada tahun 2008 yang sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali’ul Falah ( STAIF). IPMAFA merupakan perguruan tinggi alternatif bagi calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi di bangku kuliah dengan berbagai pilihan jurusan dan program studi.
Perguruan Tinggi yang beralamat di jl Pati – Tayu km. 20 hari ini melaksanakan acara Wisuda yang ke -10 dengan peserta wisuda 163 mahasiswa dari tiga fakultas yakni fakultas Syari ah & Ekonomi Islam (SE), Fakultas Tarbiah ( S.pd )dan fakultas Dakwah & Pengembangan Masyarakat ( S. Sos).
Dihadiri pula oleh Bupati Pati atau diwakili oleh Kadinas Sosial, Dr Mochtar, perwakilan Kapolres Pati, perwakilan Dandim Pati, dan beberapa tamu undangan lainya.
Dipimpin Rektor & ketua senat Abdul Ghofarrozin, M. ed, acara dimulai dan dalam sambutanya menyampaikan ucapan selamat kepada wisudawan, ” saya ucapkan selamat kepada semua mahasiswa yang sudah berhasil menyelesaikan pendidikanya dan ini merupakan tahap yang paling penting setelah diwisuda diharapkan semua mempunyai keberanian dan kemandirian sehingga kemajuan bisa diraih”, ungkapnya. ” karena dunia ini tidak linier jangan karena dari kaum Nahdiyin atau pesantren terus tidak bisa berpolitik dan tidak jadi pengusaha dan guna untuk kemandirian diperlukan jiwa interpreneur yang tangguh namun bukan berarti interpreneurship itu adalah tujuannya untuk semata-mata dimaknai dengan duit namun untuk dimaknai sebagai kekuatan kita dan perjuangan kita guna
lebih menciptakan satu landasan di kehidupan kita yang yang bertujuan lebih luas lagi “. Lanjut Ketua Senat.
Usai acara ,di tempat terpisah salah satu wisudawan Yayuk Asmorowati yang diwawancarai awak media mengatakan, ” saya ikut program kuliah untuk prasyarat sertifikasi kesetaraan gaji dengan PNS, karena untuk mendapatkan gaji setara PNS sebagai guru PAUD harus punya gelar S.Pd ”
Yayuk adalah guru dan Kepala sekolah Kelompok Bermain Cahaya Umat Desa Karangwotan Pucakwangi dan juga ketua HIMPAUDI kecamatan Pucakwangi ( himpunan pendidik dan tenaga pendidikan usia dini Indonesia) yang konsisten memperjuangkan kesejahteraan teman – teman seperjuanganya termasuk mensuport teman-temanya untuk ikut sertifikasi namun banyak yang terkendala biaya kuliah dan kondisi kesehatan teman-temanya yang sudah tidak muda lagi.
” saya sudah berjuang dengan berbagai upaya termasuk mensuport sertifikasi namun semua kembali ke pribadi masing-masing dan memang untuk mendapatkan kesejahteraan yang layak banyak persyaratan yang harus dilalui dengan kesulitan jadi ya jarang pula yang bisa melaluinya”, ungkap Yayuk.
Lebih lanjut dia mengatakan ” habis sertifikasi pun masih harus berusaha keras memenuhi syarat
Proses selanjutnya untuk mendapat gaji setara PNS, karena dengan umur yang tua seperti saya sudah tidak bisa jadi PNS “. Paparnya. ( Mury/ Jan)