SIDOARJO, KORANSATU.ID-Segenap warga Perumahan Pesona Permata Gading II RW.16 Kelurahan Bluru kidul, Kecamatan Sidoarjo Kota Sidoarjo, Selasa pagi 20 Juli 2021 memiliki agenda bersama terkait kepanitiaan Hari Raya Idul Adha.Warga setelah Sholat Idul Adha langsung laksanakan pemotongan hewan Qurban. Hal ini berbeda pelaksanaan teknisnya dengan tahun lalu, kalau tahun lalu karena mengingat Idul Adha kebetulan jatuh pada hari jumat, salah satunya karena pertimbangan waktu yang pendek sehingga ada jedah satu hari berikutnya baru dilaksanakan penyebelihan korban, namun semua tentunya tidak akan mengubah makna, essensi serta hikmat dari ibadah korban itu sendiri.
Ibadah korban merupakan usaha umat muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT. Untuk mau dan dapat berkorban perlu melakukan mujahadah (berjuang), terutama mengendalikan Hawa nafsu dan Egoisme diri. Egoisme cenderung membuat orang lupa kepada Allah dan mengabaikan ajaran agama termasuk berkorban, korban yang di lakukan dengan menumpahkan darah hewan adalah simbol agar orang yang berkorban meninggalkan sifat – sifat kebinatangan yang melekat pada dirinya, misalnya sifat Bengis, Licik dan Egoisme.
Begitupula melalui ibadah korban seorang muslim diharapkan mampu meninggalkan penghambaannya ke sesama makluk, karena Islam hanya membenarkan penghambaan kepada Allah SWT.
Sejak adanya pandemi Covid 19 seluruh sendi- sendi perekonomian bahkan kehidupan seolah luluh lantak, lebih – lebih adanya Program PPKM yang berulang sampai PPKM yang darurat ini bagi masyarakat kecil sungguh menjadi kondisi yang sangat sulit bahkan tragis, Namun ternyata hal ini tidak mengubah semangat maupun komitmen umat Islam melaksanakan korban termasuk di wilayah lingkungan warga PPG II RW.16 kelurahan Bluru kidul Kec. Sidoarjo.
Di sela – sela kesibukannya Rodhi Gufron yang di daulat sebagai Ketua Panitia penyebelihan korban Idul adha tahun ini, menyampaikan, penyembelihan hewan korban menjadi bagian yang tak terelakan dari perayaan Hari Raya Idul Adha di lingkungan kami, tergurat rasa bahagia sembari menunjukan hewan – hewan korban yang akan di sembelih lalu mengarahkan kepada struktural kepanitian lainnya untuk saling bahu – membahu seraya ketika awak media menghampiri beliaunya dan dengan semangat yang luar biasa beliau menyampaikan beberapa pesan moral kepada kami.
Gufron menegaskan, berkorban menjadi salah satu yang di anjurkan bagi Umat Islam yang mampu menunaikannya, bahkan korban adalah merupakan bentuk tanda syukur atas Nikmat Allah SWT dan tentunya akan mampu menumbuhkan sifat utama dengan berderma apalagi di tengah- tengah Pandemi covid 19 ini berkorban adalah sedekah yang sangat bermakna tanpa melihat berapapun jumlahnya.
Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT di dalam situasi Pandemi ini warga RW.16 masih tetap konsisten dan semangat melaksanakan ibadah korban, semoga Allah SWT senantiasa melindungi warga RW.16 dari segala musibah maupun marabahaya, di berikan nikmat sehat dan dilimpahkan selalu rezekinya agar di tahun yang akan datang tetap bisa melaksanakan ibadah korban.
Sesungguhnya korban bukanlah hal yang wajib, tapi Sunnah Muakkadah (sunah yang di utamakan) Artinya, ibadah korban sangat di anjurkan bagi setiap muslim yang mampu (finansial dan tidak terlilit utang), baligh, merdeka, dan berakal sehat.
Ada tiga golongan yang berhak menerima daging korban :
Shohibul korban (orang yang berkorban dan keluarganya)
Kerabat, teman dan tetangga sekitar (sebagai hadiah)
Fakir dan miskin (wajib)(Tafsir Q.S Al Hajj ayat 28 dan 36)
Untuk itu inilah moment dimana tahapan keimanan dan kapasitas kita betul – betul di uji sampai pada titik nadir, kalau – kalau kebersamaan ini yang selalu terbangun untuk terus dan selalu menempatkan kalimat “Saling” di dalam bertetangga di dalam berwarga bahkan di dalam bernegara tentunya tidak akan ada yang mampu menggoyah kerukunan, dan kebersamaan kita.
Perayaan Idul Qurban kali ini tidak sekedar di maknai dari dimensi ibadah spiritual namun sangat menonjol jika kita perhatikan dari sisi sosial, dimana adanya harmonisasi dialektika tanpa sekat dan batas antar warga perumahan, dalam balada namun tetap dalam sinergitas inilah yang kita butuhkan dan semoga ini akan terus terbangun dan menjadi Romantisme sebagai bentuk sintesa baru di lingkungan kita bersama.
Kami haqqul yakin Syaiton nirojimpun pasti akan berhitung kalau mau mendekat, pungkas Rodhi Gufron dengan senyum semringahnya yang penuh makna.
Ini memang sangat membahagiakan kami, ketika memahami secara kewilayahan dari lingkungan beberapa RT yang acapkali berbeda dan di pahami rentan “konflik” kepentingan. Namun dengan pelaksanakan Idul Adha kali ini, telah mematahkan asumsi tersebut.
Hal ini senada dengan tauziah Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, Bandung Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym bicara soal hikmah yang bisa diambil dari adanya pendemi COVID-19 atau corona. Salah satunya adalah semakin kuatnya keyakinan atas kekuasaan Allah SWT.
Dia pun meminta masyarakat bisa mengambil hikmah dari situasi ini. “Era Corona sudah kita dijalani beberapa bulan ini, dan seharusnya kita sudah bisa mengambil hikmahnya. Sahabatku, ini menurut Aa beberapa hikmah yang bisa kita rasakan,” tulis Aa Gym dalam akun Instagramnya Kamis (11/6/2020), ketika itu.
Demikian halnya ini di Amini oleh Bagian Seksi (Bagsek) protokol kesehatan yaitu Riyanto Budi Laksana, terkait kepanitiaan penyembelihan korban warga RW.16, Sungguh luarrrr biasa kata beliau! Semua kompak mengikuti protokol kesehatan sehingga secara keseluruhan sesuai apa yang kita ekspektasikan sedari awal dan tentunya sangat bersahaja.
Selamat Hari Raya Idul Adha 1442 H semoga barokah sayuk rukun selalu untuk semua warga di setiap RT khususnya pada tataran RW pada umumnya mudah – mudahan ini bisa menjadi renungan kita bersama, ajaknya. (M. Arul Irwansyah)