BREBES, Koransatu.id – Siapa sangka, di tangan salah seorang warga Perdukuhan Kedaung, Desa Wanatirta, Kecamatan Paguyangan, Kab. Brebes, bekas bungkus kopi sachset yang tak terpakai (sampah) dan dibuang begitu saja, di manfaatkan dan di sulap menjadi sebuah hasil kerajinan tangan.
Dia adalah Umi Saefuroh yang membuat kreatifitas kerajinan tangan, berupa berbagai macam cinderamata, seperti tas cangklong, pot bunga, topi dan berbagai macam lainnya Dan semua hasil kerajinan tangan itu terbuat dari bekas sachset kopi atau sejenisnya.
“Dalam proses pembuatan, tidak ada kesulitan dan kreatifitas khusus, hanya saja butuh kesabaran dan ketelitian,” ujarnya.
Menurut Umi, sebenarnya kerajinan tangan yang terbuat dari bekas sachset bungkus kopi, bukan hal yang asing atau hal baru. Karena di berbagai desa atau daerah lain juga sudah banyak yang membuat, hanya saja belum ada sponsor atau pemodal yang mempublikasikan.
“Tidak adanya sponsor atau pemodal sebagai pendukung biaya dan pemasaran, sehingga kreatifitas tersebut hanya menjadi sebuah bakat terpendam saja,” tukasnya.
Saya berharap, ada pemodal atau sponsor di kemudian hari yang mau mengembangkan kreatifitas tersebut, sehingga bisa menjadi penghasilan tambahan buat ibu rumah tangga,” imbuhnya.
Selama ini, tambahnya, belum ada yang memasarkan hasil kerajinan tangan seperti yang di buatnya.
“Hasil kerajianan tanganya, hanya di gunakan di kalangan setempat saja,” Tutur Umi. Seraya menambahkan, rencananya akan di pasarkan atau dijual di lokasi – lokasi wisata yang ada di Brebes Selatan.
Dia menjelaskan, dalam pembuatan sebuah tas, bisa memakan waktu 2 hari, karena hanya di kerjakan sebagai kegiatan sampingan saja. “Namun, jika ada momen seperti, karnaval yang diadakan di Kecamatan Paguyangan, tanggal 25 Agustus 2019 lalu, pembuatan tas tersebut tidak memakan waktu yang lama,” katanya lebih jauh.
Dia menuturkan, dirinya bisa melakukan kreatifitas pembuatan tas atau yang lain berkat ilmu dari ibu – ibu PKK yang ada di Desa.
Dia juga menuturkan, selama ini bekas bungkus – bungkus kopi tersebut dia dapat dengan mengumpulkan sendiri, dengan cara memungut dari tempat – tempat bak sampah di daerah sekitar.
“Bungkusnya saya kumpulin sendiri, serta mengambil dari tempat-tempat sampah. Sekiranya masih layak di gunakan, ya … saya ambil,” pungkas Umi.
Sementara, Lurah Desa Wanatirta, Lukman Hakim saat ditanya mengenai hasil kerajinan tangan Umi Saefuroh mengatakan, secara pribadi dirinya belum melihat langsung proses pembuatan kerajinan tas dari bahan limbah plastik bungkus kopi, tetapi secara garis besar, selaku kepala desa mengapresiasi kreatifitas warga kami.
“Sudah barang tentu, menjadi kewajiban kami untuk turut serta membantu pengrajin tas limbah plastik ini agar lebih bisa berkembang, dengan cara membantu mempromosikan dan mungkin juga dalam hal permodalan. Dan harapannya, kegiatan seperti tentu bisa jadi sumber penghasilan tambahan bagi ibu rumah tangga,” ujarnya. (Red/Andi S)