SEMARANG, KORANSATU.ID – Seseorang memiliki obsesi adalah sesuatu yang mulia , dan hukumnya sah sah saja. Namun lebih indah jika kondisi yang ada melebihi obsesi yg diharapkan.
Hal itu seperti terjadi pada Achmad Yani pria kelahiran Banyubiru 61 tahun yang lalu itu , kini menjabat ke dua kalinya sebagai Kepala desa Kebondowo Banyubiru Kabupaten Semarang.
Achmad Yani ayah dari 3 putra itu , ketika duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) terobsesi ingin menjadi prajurit TNI namun ketika dirinya duduk dibangku Sekolah Pertanian Menengah Atas atau setingkat SMK cita cita nya ingin menjadi Prajurit mulai terkikis mengendor karna larut dan merasa nyaman di dunia Pertanian yang ia geluti selama tiga tahun.
Pasca merampungkan studi di pertanian nasib baik bagi Achnad Yani di terima menjadi Pegawai Negeri Sipil (ASN) pada dinas Kehutanan.
Namun , dalam perjalanan kariernya sebagai ASN , Achmad Yani merasa terpanggil menjadi pamong desa. Hal itu di dorong ingin meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa di bidang pertanian. Kembali nasib baik sebuah kado bagi dirinya terpilih menjadi kepala Desa.
Desa Kebondowo yang memiliki luas wilayah 692,602 H terdiri tujuh dusun terdapat 2,538 Kepala keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 7.110 jiwa dengan mayoritas penduduk sebagai petani tradisional tentu menjadi skala prioritas bagi Achmad Yani sebagai Kepala desa.
Sejak dua masa kepemimpinan nya , sebuah tinta emas dengan terwujudnya kantor Desa berikut di lengkapi dengan Gedung Olah Raga (GOR) dengan ukuran 9×21 meter.
Ini sebuah perjuangan Kepala Desa berikut perangkat agar desa memiliki kantor yang dinilai memadahi karena untuk diketahui selama ini kantor desa Kebondowo berdiri di atas lahan milik TNI dibawah nauangan Kodam IV Diponegoro.
” saya sebagai putra daerah terlebih sebagai kepala Desa merasa prihatin dimana selama ini kantor Desa berdiri diatas lahan milik Kodam. Untuk itu kami berjuang untuk memiliki kantor desa yang tidak bersentuhan dengan instansi lain ” Ungkap Achmad Yani.
Dari pantauan awak media , meski warga desa Kebondowo diatas rara rata memiliki ekonomi tergolong mendekati standar , namun tercatat pada 2021 warga desa Kebondowo telah menerima berbagai bantuan antara lain , Bantuan Sosial Tunai (BST) 479 warga , bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 333 warga , BLDD 20 warga dan bantuan dari Propinsi berupa Sembako 316 warga. ( *Munir, totok* )