JAKARTA, KORANSATU.ID-
Tayang di republika.co.id, Ahad 18 September 2011
Ratusan warga menghancurkan beberapa patung wayang yang bertengger di sejumlah lokasi di kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Dari pantauan, patung-patung yang dihancurkan itu antara lain patung wayang Bima, Semar, Gatotkaca dan patung manusia.
“Perusakan patung terjadi secara tiba-tiba oleh segerombolan orang,” ujar Muhtar, seorang warga Jalan Baru, di mana sebuah patung wayang Bima dihancurkan massa. Patung Gatotkaca dan semar yang “berdiri tegak” di perempatan Comro dan Sasakbeusi, juga hancur dirusak massa.
“Perusakan patung terjadi secara tiba-tiba oleh segerombolan orang,” ujar Muhtar, seorang warga Jalan Baru, di mana sebuah patung wayang Bima dihancurkan massa. Patung Gatotkaca dan semar yang “berdiri tegak” di perempatan Comro dan Sasakbeusi, juga hancur dirusak massa.
“Massa sepertinya marah karena itu tanpa dikomando mereka langsung melakukan perusakan patung,” ujar Mulyana, seorang warga yang mengaku melihat aksi perusakan patung semar di Sasakbeusi.
Dari keterangan yang dihimpun menyebutkan perusakaan patung-patung tersebut dilakukan oleh ratusan warga, sesaat setelah berlangsung istigosah di Masjid Agung Purwakarta. Awal bulan puasa lalu, sebuah patung wayang yang bertengger di perempatan Jalan Tengah, kota Purwakarta juga dibakar massa.
Masih tentang patung. Hal mengejutkan terjadi, Tiba-tiba Patung Semar di Purwakarta Roboh Lalu Menimpa Mobil yang Melintas
Tayang Kamis 21 April 2016 di tribunnews.com
Patung tokoh pewayangan Semar di pertigaan Jalan Basuki Rahmat – Ahmad Yani roboh, Rabu (21/4) sekitar pukul 14.30. Sebelumnya, patung Arjuna di Situ Wanayasa dibakar orang tak dikenal.
Robohnya patung Semar menimpa kendaraan Toyota Yaris dengan nomor polisi T 1543 AQ yang sedang melintas. Asep Saefudin (47) warga yang kediamannya dekat patung Semar mengatakan saat kejadian, situasi lalu lintas sedang macet.
“Tiba-tiba roboh begitu saja. Mungkin kena angin, soalnya tidak ada orang yang mencurigakan mendekati patung. Paling cuma polisi saja yang bertugas,” ujar Asep di lokasi kejadian.
Peristiwa pembakaran Patung Arjuna Memanah di lokasi obyek wisata Situ Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis dinihari, 11 Februari 2016, menambah panjang daftar upaya pemusnahan Patung-patung Wayang Golek, yang berada hampir di setiap sudut ruang publik di Purwakarta. Lalu Patung Gatotkaca di Perempatan Combro dan Patung Semar di Jalan pertigaan Bunder.
Saat itu, sejumlah ormas Islam, yang melakukan aksi perusakan, meyakini keberadaan patung-patung wayang yang dibangun di masa awal kepemimpinan Bupati Dedi Mulyadi sebagai perbuatan syirik. Patung Wayang Golek dinyatakan sebagai produk budaya luar Purwakarta.
“Mendirikan Patung-patung Wayang Golek itu termasuk syirik,” kata almarhum Ketua Front Pembela Islam Purwakarta, K.H. Abdullah Djoban, waktu itu. Makanya dia dan massa ormas yang dipimpinnya menegaskan tak ada ruang publik di Purwakarta yang dihalalkan untuk pembangunan patung. “Pokoknya haram.” tayang di Nasional-tempo.co 11 Feb 2016
Fenomena patung juga diresahkan warga.
Tayang di voa-islam.com 13 Agustus 2010
Dinilai tidak memberi manfaat sama sekali, umat Islam Purwakarta ingin patung Bima dirobohkan atau dipindah dari area publik. Meski belum berhasil merobohkan patung Bima karena dihalangi aparat kepolisian namun, Forum Ulama Indonesia (FUI) menyatakan kesiapannya dan tak gentar menghadapi proses hukum kasus dugaan perusakan patung Bima di Kabupaten Purwakarta.
Sebelumnya, Forum Ulama Indonesia (FUI) Kab Purwakarta memang sudah memberikan ultimatum Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk segera membongkar Patung Bima bernilai ratusan juta yang baru sebulan dibangun di Jalan Baru, Kel Nagri Kaler, Kec/Kab Purwakarta. Pembangunan Patung Bima dinilai tidak membawa manfaat bagi masyarakat Purwakarta.
Sikap protes FUI, Kamis (6/8) pagi, dilakukan dengan long march turun ke jalan, membawa puluhan santri meninjau langsung ke lokasi Patung Bima di Jl Baru dilanjutkan menuju ke Kantor Bupati di Jl Gandanegara 25 Purwakarta.
FUI berpendapat pembangunan Patung Bima ditinjau dari tujuh aspek tidak membawa manfaat. Aspek ekonomi menjadi pemborosan, aspek sejarah bukan pahlawan nasional/daerah, aspek sosial justru membawa umat ke alam jahiliyah, aspek budaya mengkultuskan tokoh khayalan, aspek agama mengarah ke kemusyrikan, aspek politik terjadi pemaksaan kepercayaan terhadap tokoh tahayul secara sistemik dan aspek hukum dapat meresahkan masyarakat.
Ditengah orasinya, Ketua FUI kabupaten Purwakarta, KH Abdullah Djoban, mendesak Bupati Purwakarta, segera membongkar patung tersebut karena alasan bertolak-belakang dengan keberadaan Purwakarta sebagai kota santri.
Dalam pernyataan sikapnya, FUI menegaskan ditinjau dari segala aspek pembuatan patung Bima di Purwakarta, berdampak jelek dan merupakan pemaksaan kepercayaan terhadap tokoh takhayul secara sistemik.
“Dari aspek politik, merupakan pemaksaan kepercayaan kepada tokoh takhayul secara sistemik. Dari aspek ekonomi hanya pemborosan, dan dari aspek hukum telah meresahkan masyarakat,” paparnya.
KHAZANAH DARI KISAH NABI IBRAHIM MENGHANCURKAN PATUNG BERHALA
Nabi Ibrahim termasuk ke dalam 25 nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Ia tergolong sebagai rasul ulul azmi, sebuah gelar yang Allah berikan bagi rasul-Nya dengan kedudukan tinggi.
Ibnu Katsir melalui Qashash Al-Anbiyaa mengatakan bahwa nama Nabi Ibrahim AS adalah Ibrahim bin Tarikh. Beliau berasal dari keluarga Nahur, Sarugh, Raghu, Faligh, ‘Abir, Syalih, Arfakhsyadz, Sam, dan Nuh. Nama ibunya adalah Buna binti Karbita bin Kartsi yang berasal dari Bani Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh.
Disebutkan dalam buku Ibrahim Alaihissalam susunan Abu Haafizh Abdurrahmad, Nabi Ibrahim AS adalah ayahanda dari para nabi atau dijuluki Abul Anbiya. Putra Ibrahim juga merupakan seorang nabi yaitu Ismail AS dan Ishaq AS.
Sebagai seorang rasul, tugas Nabi Ibrahim AS sangatlah berat. Ia dilahirkan di tengah masyarakat jahiliyah penyembah berhala dan tinggal pada masa Kerajaan Babilonia yang dikuasai oleh Raja Namrud.
Terkenal dengan keberaniannya melawan kedzoliman raja namrud, Nabi Ibrahim tidak disukai oleh penguasa kerajaan Babilonia pada saat itu.
Atas izin Allah, ketika api dinyalakan justru Nabi Ibrahim AS tidak merasa panas. Sebaliknya, api tersebut malah menyejukkan Ibrahim. Hal ini termasuk ke dalam salah satu mukjizat yang Allah SWT berikan kepada beliau.
ketika Raja Namrud sedang pergi melakukan perjalanan jauh bersama sebagian besar pengikutnya selama beberapa hari, Nabi Ibrahim menggunakan kesempatan tersebut untuk memasuki wilayah Namrud.
Di sana, Nabi Ibrahim menghancurkan seluruh berhala yang ada. ia menghancurkan semua patung, kecuali satu berhala yang memiliki ukuran paling besar. Digunakanlah berhala tersebut untuk meletakkan kapak yang digunakannya untuk menghancurkan berhala lainnya.
Alhasil, ketika Raja Namrud kembali dari perjalanannya, dia dibuat murka dengan perilaku Nabi Ibrahim. Ia pun langsung memanggil Nabi Ibrahim ketika salah satu pengikutnya memberitahukan dalang perbuatan tersebut.
Dengan geram, Raja Namrud bertanya pada Nabi Ibrahim,
“Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang sudah menghancurkan berhala-berhala ini?”
“Bukan!” Jawab Nabi Ibrahim singkat dan tegas.
Raja Namrud yang mendengar hal itu tentu semakin murka, ia pun lantas berkata.
“Lantas siapa lagi kalau bukan engkau, bukankah kau yang berada di dekat sini saat kami pergi dan bukankah engkau juga membenci berhala-berhala ini?”
“Iya, tetapi bukan aku yang menghancurkan berhala-berhala ini. Aku pikir, itu adalah perbuatan berhala besar. Bukankah kapaknya masih ada di sana?” kali ini Nabi Ibrahim menyautinya dengan tenang.
“Mana mungkin patung berhala bisa berbuat hal semacam itu!” sanggah Raja Namrud atas ucapan Nabi Ibrahim.
“Kalau begitu, kenapa engkau justru menyembah berhala yang tidak bisa berbuat apa-apa?” sahut Nabi Ibrahim saat mendengar ungkapan Raja Namrud.
Ucapan Nabi Ibrahim rupanya didengar oleh banyak pengikut Raja Namrud. Mereka akhirnya tersadar bahwa Tuhan yang selama ini mereka sembah justru tidak bisa melihat, mendengar, dan bergerak.
Melihat pengikutnya mulai kebingungan, Raja Namrud semakin murka. Pada akhirnya, ia memerintahkan tentaranya untuk memberi hukuman pada Nabi Ibrahim seberat-beratnya yaitu dibakar hidup-hidup.
Secara serentak mereka menangkap Nabi Ibrahim AS dan hendak membakarnya. Seketika itu juga, Raja Namrud menyuruh rakyatnya mencari kayu bakar.
Namun, ketika Nabi Ibrahim sudah diikat di tengah-tengah tumpukan kayu yang mulai mengobarkan api besar, Allah berkehendak lain.
Ketika api semakin membesar dan orang-orang berpikir Nabi Ibrahim sudah hancur, tiba-tiba saja dikejutkan dengan kemunculan Nabi Ibrahim dari puing-puing sisa kebakaran, tanpa luka sedikitpun.
Atas izin Allah, ketika api dinyalakan justru Nabi Ibrahim AS tidak merasa panas. Sebaliknya, api tersebut malah menyejukkan Ibrahim. Hal ini termasuk ke dalam salah satu mukjizat yang Allah SWT berikan kepada beliau.
Hingga saat ini, situs bersejarah tempat dibakarnya Nabi Ibrahim masih ada dan banyak dikunjungi oleh pelancong ataupun peziarah dari seluruh dunia. Konon lokasi tempat dibakarnya Nabi Ibrahim berada di kota Sanli Urfa di Turki.
(Intan)