INDRAMAYU Koransatu.id – Ratusan warga Desa Tersana Kecamatan Sukagumiwang kembali melakukan aksi demo yang ke-3 kalinya di Kantor Balai Desa Tersana, Jum’at (26/6/20).
Para pendemo menuntut agar Kuwu Kusaeri mengundurkan diri serta meminta maaf kepada masyarakat DesanTersana, khususnya Blok Grabyagan atas kekeliruan yang telah dilakukan serta kembalikan aset Desa tanah Titisara Blok Wuni seluas 31 Bahu.
Aksi unjuk rasa ke Kantor Balai Desa Tersana di picu konflik berkepanjangan terkait adanya surat pernyataan bersama antara Kuseri menyerahkan tanah bengkok kepada Sudarta tanpa syarat.
Menjelang Sholat Jumat, orasi para yang dilakukan pendemo berhenti sejenak dan masa melakukan shalat Jumat berjamaah dengan aparat keamanan. Setelah sholat Jumat para pendemo kembali melanjutkan kembali dan menunggu Kepala desa Tersana Kuseri yang rencananya akan menemui para pendemo. Namun sangat disayangkan, hingga Pkl 15.00 WIB, Kepala Desa tak kunjung datang menemui warga untuk memberikan klarifikasi terkait Surat pernyataan bersama dan surat kuasa yang telah menyerahkan asset desa kepada Sudarta warga desa Tukdana Kecamatan Tukdana.
Setelah Pkl 15.00 WIB, warga beralih berorasi menuju kantor Camat Sukagumiwang berjarak sejauh 1 Km. Koordinator demo, Abidin terus memberi semangat dan dorongan warga untuk terus berorasi dan menuntut agar Camat Sukagumiwang turut bertanggungjawab terkait permasalahan Kuwu Desa Tersana. ” Jangan camat terkesan membiarkan dan mengadu domba warga desa Tersana tanpa pernah memberikan solusi terbaik,” kata Abidin dan mengakhiri aksi unjuk rasa pada Pkl. 16.00 WIB.
Dikatakan Abidin, dirinya sangat menyayangkan sikap diam Camat Sukagumiwang dalam setiap kali aksi demo digelar. Dia juga menyesalkan Kuwu tidak pernah menemui warga dan memberikan klarifikasi. Padahal kami jamin keselamatan dan keamanan Kuwu, jika mau memberikan klarifikasi atau pengakuan terkait isi surat yang sudah beredar di media sosial kepada masa unjuk rasa.
” Ini aksi damai. Kami hanya menuntut agar kuwu meminta maaf dan mengundurkan diri dari jabatanya, karena telah menyerahkan asset desa tanpa syarat kepada pihak lain. Jika kuwu tidak memberikan penjelasan terkait surat yang sudah beredar luas di media sosial, kami akan demo urun lagi jumat depan,” katanya kesal.
Justru kami, kata Abidin, yang dituduh mengadu domba warga. Sebenernya, tambahnya, kuwu lah yang mengadu domba warga dalam setiap aksi, dimana warga yang mendukung berteriak-teriak kepada pendemo, seolah-olah ingin memancing keributan. ” Untung saja polisi siap siaga menjaga aksi masa tetap kondusip dan damai,” pungkasnya. (Otong. S)
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.