JAMBI, Koransatu.id – Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi tahun 2019 lalu, telah mengarahkan seluruh Kabupaten untuk menyusun Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) sampai ketingkat desa.
” Batasan penyusunan FSVA tanggungjawab provinsi dan sudah diarahkan kepada seluruh Kabupaten untuk menyusun FSVA sampai ketingkat desa. Alhamdulillah kita temukan dari pemetaan itu dari 1500 an desa ada 50 desa masuk dalam kategori Prioritas 1, kemudian ada 115 desa Prioritas 2, dan 179 desa Prioritas 3, jadi totalnya ada 344 desa, Ini yang perlu kita tangani Prioritas 1,2, dan 3. Prioritas 4,5, dan 6 itu juga kita terus tangani,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi Amir Hasbi, Senin sore (22/5/20) sore
Amir Hasbi juga mengatakan berkat kerjasama dan koordinasi ditingkat Kabupaten/Kota ada beberapa daerah yang sudah naik prioritasnya. ” Alhamdulillah berkat kerjasama koordinasi tingkat Kabupaten/Kota ada beberapa daerah-daerah memang yang sudah naik prioritasnya dari dua ke tiga, tiga ke empat,” paparnya.
Ia juga menjelaskan terkait dengan Covid-19, saat ini yang berpengaruh terutama dampak ekonomi, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi melakukan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang menjadi acuan dalam mengatasi daerah yang rentan kerawanan pangan.
“Nah berkaitan dengan Covid-19 ini cukup berpengaruh terutama dampak ekonomi. Dan yang berkaitan dengan program kita Dinas Ketahanan Pangan dari daerah-daerah desa yang masuk dalam rentan kerawanan pangan masuk dalam program kita, apa itu programnya seperti P2L Pekarangan Pangan Lestari kalau dulu namanya KRPL dan sekarang P2L yang menjadi acuan kita kepada daerah-daerah yang masuk Prioritas 1,2 dan 3 didesa itu,” terangnya.
P2L ini sangat membantu masyarakat dan Insyaallah nanti kami akan turun hari Senin untuk membuktikan informasi laporan dari Kabupaten/kota. alhamdulillah sangat bermanfaat bagi masyarakat kita, karena sudah bisa memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat. Mereka tanam sayuran tidak beli lagi, mereka menanam sendiri baik itu juga ayam dan ikan guna memenuhi kebutuhannya,” tuturnya.
Mengenai anggaran dalam program P2L yang terbagi dalam beberapa kelompok , dikatakan, dalam satu kelompok ada 25-30 orang dan anggaran sebesar 60 juta perkelompok.
” P2L ini ada penumbuhan kita bantu dengan anggaran sebanyak 60 Juta perkelompok. Dalam satu kelompok ada 25-30 orang yang akan digunakan untuk pembuatan Kebun Bibit Desa (KBD) dari situlah bibit – bibit akan disemaikan, sudah besar baru disalurkan kepada seluruh anggota. Ada lagi pengelolaan sarana dan prasarananya beli cabe, polibeg, alat – alat semprot, pupuk dan lainnya,” jelasnya.
Jadi uang itu lah dimanfaatkan untuk bagaimana masyarakat kita ini dalam menjalani P2L berjalan dengan baik,” tambahnya. (Rizal).