INDRAMAYU, Koransatu.id – Ketua DPD Topan RI Indramayu, Dedi Harsono melaporkan adanya dugaan kecurangan yang di lakukan oleh sponsor dalam memberangkatkan Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Cibereng Blok Bojong Kokok, Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu ke Timur Tengah, padahal moratorium antara Indonesia dan Timur Tengah belum ada kesepakatan.
Menuru Dedi Harsono, sponsor yang memberangkatkan TKW keTimur tengah merupakan tindakan yang sangat ceroboh, Non prosedural ilegal karena Pemerintah Indonesia dan Negara Timur Tengah sedang ada penundaan kerja sama (Moratorium). Sponsor TKW hanya mementingkan keuntungan belaka tidak lagi memikirkan dari dampak TKW yang bekerja di sana apalagi payung hukum pekerja migran Indonesia di Timur Tengah sangat rentan akan ketidak Adilan hukum.
” Apalagi saat TKW di berangkatkan tanpa ada dokumen surat keterangan dari kepala desa (Kuwu) dan tidak ada izin dari Suami. Hal ini memicu kemarahan pihak suami dan akhirnya permasalahan itu di laporkan ke Polres Indramayu,” katanya.
Sementara itu, Bulan bin Dasuki, salah seorang suami dari TKW asal Desa Cibereng Blok 4 Rt004/010 mengatakan, dirinya sudah capek mau mengadu kemana atas ketidakadilan ini.
“Terus terang, saya hanya seorang petani, tiap hari bekerja mengolah sawah agar tanaman subur. Saya dan Tri Yanti (istrinya) sudah di karunia satu anak. Tapi entahlah kebahagiaan seperti ini hancur karena sponsor yang merayu istri saya untuk menjadi TKW dan tanpa sepengetahuan saya sponsor memberikan masukan dan menawarkan solusi kemiskinan untuk berangnat ke Timur Tengah,” kata saat ditemui media di Polres Indramayu.
” Dan yang lebih menyakitkan lagi, pemberangkatan istri saya tanpa izin dari saya. Terus terang ! Saya hampir putus asa bercampur kesal. Kenapa sponsor kok, tega memisahkan saya dan isteri,” tambahnya sedih.
Ketika hal ini di Konfirmasi langsung kepada Romlah, sponsor yang memberangkatkan Triyanti binti Tarsid Isteri Bulan bin Dasuki, tak mau menemui. Justru Sutrisno (suami Romlah) yang memberikan klarifikasi atas keberangkatan Tri Yanti ke Timur Tengah.
Sebetulnya, kata Sutrisno, permasalahan ini tidak perlu di besar besarkan, cuma saja saat Bulan bin Dasuki (suami Tri Yanti) datang, tampak seperti orang mabuk.
” Saya bersedia untuk dialog tapi syaratnya, Bulan sebagia suami dari Tri Yanti diajak ke Balai Desa mencari penyelesaian seperti apa,” katanya. (Otong S)