INDRAMAYU, Koransatu.id – Program Nasional, yakni Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sangat di butuhkan masyarakat miskin, terutama Desa Curug Karanghaur. Apalagi saat ini, Indonesia sedang nengalami wabah Corona (Covid 19), dimana warga di minta untuk tinggal di rumah saja,. sehingga program PKH dan BPNT yang cair bulan Mei 2020 sangat membantu ekonomi para pedagang kecil dan rumah tangga.
Namun, apa hendak dikata, bantuan PKH yang pencairan dilakukan setiap 3 bulan, jumlah semakin lama semakin kecil saja. Akibat pemotongan yang dilakukan oleh pendamping PKH.
Menurut salah seorang pedagang kecil yang tak ingin namanya ditulis mengatakan, penerimaan PKH yang turun/cair 3 bulan sekali, itu pun tidak tentu, semakin lama semakin kecil jumlah yang diterimanya.
” Saya hanya bisa menangis atas ini semua. Kartu ATM di kumpulkan oleh ketua kelompok, terus selang beberapa waktu, ketua kelompok di dampingi pendamping menyodorkan duit. Ya saya ambil aja, tanpa ada bukti struk penerimaan dari Bank BNI. Saya berharap semoga dapat besar, eh.. nyatanya ya begitulah,” katanya kesal.
Sebenarnya Ia sangat berharap, jumlah penerimaan PKH tidak berkurang untuk membantu ekobomi rumah tangga. Karena selama ada wabah virus Corona, sekolah di liburkan Pemerintah, usaha menjual gorengan yang biasa mangkal di sekolah jadi sepi pembeli, sehingga pendapatanya berkurang drastis.
Seharusnya, tambah dua, begitu ATM di gesrekan ke mesin EDC, setruknya langsung keluar. Ini nggak, tahu-tahu dirinya di sodorin duit gitu aja. ” Nih duit kamu,” tukasnya menirukan ucapan pendamping PKH.
Hal senada dikatakan Carilah, Ketua pendamping di Blok Bojong Rt 001/ 001 Desa Curug kecamatan Kandanghaur, anggota PKH di Blok Bojong sedikit sekali, hanya 16 anggota. Sebenarnya, kata dia, dirinya sudah dinyatakan mundur dari penerimaan PKH (graduasi), cuma anggota mempertahankan dirinya.
” Jadi mau tidak mau, saya masih menjadi ketua Kelompok untuk pengambilan uang dari program Keluarga Harapan,” ujarnya.
Menurut Carilah, pendamping PKH selalu membawa mesin EDC BNI saat pemcairan tanpa ada petugas dari Agen. ” Mereka (pendamping) langsung menggesekan kartu ATM Penerima PKH dan terus diberikan uangnya,” tukasnya.
Hal tersebut di benarkan juga oleh Nur, Ketua Kelompok yang lain. ” Betul seperti itu. Kita tidak tahu berapa besarnya uang penerimaan PKH. Semuanya sudah jadi duit. Ya… diterima aja. Kalau saya protes, takut di coret, ” kata Nur.
Saat dikonfirmasi, Aan Pendamping PKH Desa Curug kecamatan Kandanghaur membantah keras hal tersebut. Menurutnya, semua pengambilan uang program PKH memang dilakukan di rumah ketua.kelompok. ” Uang itu saya berikan.semua, tanpa ada potongan sedikitpun. Saya berikan semuanya, ujarnya didampingi koordinator Kecamatan.
Ditanya, kenapa bukan Agen yang membawa mesin EDC BNI. Ia berkelit, hal itu dia dilakukan untuk mempermudah pelayanan dan mesin EDC BNI itu berasal dari Agen Taryana Kecamatan Sukra. ” Apakah ini salah,” Sungutnya. (Otong.S)